Nusantara Livestock and Poultry Expo 2025: Momentum modernisasi dan kolaborasi industri peternakan indonesia
NLP Expo 2025 hadir di ICE BSD City dorong inovasi, modernisasi, dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem peternakan nasional yang berkelanjutan.

Elshinta/ ADP
Elshinta/ ADP
PT Debindo Global Expo siap menggelar pameran Nusantara Livestock and Poultry (NLP) Expo 2025 pada 6–9 November 2025 di ICE BSD City, Tangerang. Pameran ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat ekosistem peternakan nasional melalui inovasi teknologi, penguatan rantai pasok, serta perluasan kemitraan bisnis.
Mengusung semangat kolaborasi, NLP Expo 2025 akan mempertemukan pelaku industri peternakan—termasuk perunggasan—dengan asosiasi, pemerintah, akademisi, dan investor. Fokus utama pameran ini adalah memperkuat ketersediaan pangan berbasis protein hewani, mendukung peningkatan gizi masyarakat, serta mendorong transformasi industri peternakan Indonesia agar lebih modern dan berdaya saing global.
“Modernisasi sektor peternakan menjadi bagian penting dalam agenda ketahanan pangan nasional. Melalui NLP Expo 2025, kami ingin menghadirkan ruang kolaboratif yang mempertemukan inovasi, bisnis, dan kebijakan,” ujar Rafidi Iqra, Direktur PT Debindo Global Expo.
Pameran Teknologi dan Solusi Peternakan Modern
Selama empat hari penyelenggaraan, pengunjung akan disuguhkan berbagai produk dan solusi inovatif dari pelaku industri ternama, baik dalam maupun luar negeri. Sejumlah merek seperti Nusaqu, Pristine, Agrifam, Biochem, Dovoy, dan Syariftech siap menampilkan teknologi terkini untuk mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas peternakan.
Pameran ini juga mendapat dukungan dari sejumlah kementerian dan lembaga, antara lain: Kemenko Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Badan Pangan Nasional, DPR RI, LPPOM MUI, serta GPMT, GPPU, dan 13 asosiasi pendukung lainnya.
Beragam agenda pendukung akan digelar, termasuk Nusantara Food Summit bersama media NARASI, panel diskusi Smart & Sustainable Poultry, dan sesi mengenai integrasi biogas dan biofuel dalam rantai pasok industri peternakan.
Kolaborasi Asosiasi dan Pelaku Industri
Ketua V GPPU, Dewa Putu Sumerta, menegaskan pentingnya teknologi dalam menjaga ketahanan pasokan unggas nasional. “Modernisasi menjadi kunci agar industri unggas tetap tangguh dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua GPMT, Desianto Budi Utomo, menyoroti tantangan efisiensi. “Bukan hanya soal meningkatkan produksi, tapi bagaimana menghadirkan efisiensi melalui bahan baku alternatif, formulasi pakan yang lebih hemat, dan teknologi digital,” katanya.
Dari sisi pelaku industri, Nusaqu menegaskan komitmennya mendukung transformasi digital peternakan Indonesia. “Data dan teknologi akan menjadi penentu masa depan industri peternakan,” tutur Nanang Sugiarto, CEO & Founder Nusaqu.
Hal senada disampaikan Andy Pian, VP Agrifam, yang menyoroti pentingnya kolaborasi nutrisi, manajemen, dan kesehatan hewan. Sementara Chickin Indonesia, startup agritech nasional, menekankan peran IoT, AI, dan data analytics dalam mendorong efisiensi peternakan unggas.
Mendorong Ekosistem Peternakan Nasional
Rafidi Iqra menambahkan bahwa NLP Expo 2025 tidak sekadar menjadi pameran produk, tetapi juga ruang untuk membangun jejaring bisnis jangka panjang, mempercepat transfer teknologi, serta memperkuat kolaborasi lintas sektor.
“Pameran ini menjadi langkah konkret memperkuat ekosistem peternakan nasional agar lebih tangguh, efisien, dan siap bersaing di pasar global,” pungkas Rafidi.
Melalui rangkaian pameran, sesi pakar, demonstrasi teknologi, dan forum kolaboratif, Nusantara Livestock and Poultry Expo 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam transformasi industri peternakan Indonesia menuju masa depan yang lebih modern, inklusif, dan berkelanjutan.
(Arie Dwi Prasetyo)