Refleksi akhir tahun 2025, Haji Jalal ajak menjaga lingkungan
Menjelang pergantian tahun, Anggota DPR RI Fraksi PKS Komisi XII Haji Jalal Abdul Nasir mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan akhir tahun sebagai momentum muhasabah dan refleksi bersama, khususnya dalam melihat kembali arah pembangunan nasional yang berkaitan erat dengan kelestarian lingkungan hidup.

Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.
Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.
Menjelang pergantian tahun, Anggota DPR RI Fraksi PKS Komisi XII Haji Jalal Abdul Nasir mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan akhir tahun sebagai momentum muhasabah dan refleksi bersama, khususnya dalam melihat kembali arah pembangunan nasional yang berkaitan erat dengan kelestarian lingkungan hidup.
Menurut Haji Jalal, berbagai peristiwa sepanjang tahun ini mulai dari bencana ekologis, persoalan pencemaran, hingga dampak perubahan iklim menjadi pengingat bahwa pembangunan tidak boleh dilepaskan dari tanggung jawab moral dan konstitusional untuk menjaga alam.
“Lingkungan hidup adalah amanah. Kita bukan pemilik mutlak, tetapi penjaga. Jika amanah ini diabaikan, maka dampaknya akan kembali kepada manusia dan bangsa ini sendiri,” ujar Haji Jalal dalam refleksi akhir tahun, Rabu (31/12/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Haji Jalal juga menyampaikan doa dan empati mendalam bagi masyarakat di Sumatera dan Aceh yang tengah dilanda musibah banjir. Ia berharap seluruh warga yang terdampak diberikan ketabahan, perlindungan, dan kekuatan dalam menghadapi ujian tersebut.
“Kami berdoa semoga saudara-saudara kita di Sumatera dan Aceh yang tertimpa musibah banjir senantiasa diberi keselamatan, kesabaran, serta pertolongan dari Allah SWT. Semoga para korban segera mendapatkan bantuan terbaik dan kondisi segera pulih,” ungkapnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono.
Ia menegaskan bahwa pembangunan ekonomi, investasi, dan pemanfaatan sumber daya alam harus berjalan seiring dengan prinsip keadilan, keberlanjutan, dan perlindungan terhadap rakyat. Menurutnya, paradigma pembangunan yang mengorbankan lingkungan demi keuntungan jangka pendek justru akan melahirkan krisis baru di masa depan.
Sepanjang tahun 2025, Haji Jalal menyampaikan bahwa DPR RI terus menjalankan fungsi pengawasan dan pengawalan kebijakan agar pembangunan di sektor energi, sumber daya alam, dan industri tetap berada dalam koridor hukum dan etika lingkungan. Penegakan aturan, evaluasi perizinan, serta dorongan terhadap praktik pembangunan yang lebih ramah lingkungan menjadi perhatian utama.
“Menjaga lingkungan bukanlah hambatan pembangunan. Justru di situlah letak tanggung jawab negara untuk memastikan pembangunan berjalan sehat, adil, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Memasuki tahun 2026, Haji Jalal menilai tantangan lingkungan hidup akan semakin kompleks seiring meningkatnya aktivitas pembangunan dan investasi. Oleh karena itu, ia mendorong penguatan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, media, dan masyarakat dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam.
Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dan media sebagai bagian dari kontrol sosial agar kebijakan publik tetap berpihak pada kepentingan jangka panjang bangsa.
“Menjaga lingkungan berarti menjaga masa depan Indonesia. Apa yang kita putuskan hari ini akan menentukan kualitas hidup generasi mendatang,” ujarnya.
Menutup refleksi akhir tahun, Haji Jalal mengajak seluruh masyarakat menjadikan pergantian tahun 2025 sebagai titik awal untuk memperkuat kesadaran kolektif, bahwa keberhasilan pembangunan sejati tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kemampuan bangsa menjaga amanah alam dan saling menguatkan di saat musibah.




