Ajak anak muda ikut Lemhanas, Arief Rosyid: Bekal mengabdi di lintas sektor

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa
Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXVI Lemhannas RI resmi ditutup hari ini. Salah satu peserta, Dr. drg. Muh. Arief Rosyid Hasan, M.K.M., menyelesaikan Kertas Kerja Perorangan (KKP) strategis berjudul “Meritokrasi Kepemimpinan Muda Guna Transformasi SDM Unggul dalam Rangka Ketahanan Nasional.”
Dalam laporannya, Arief menegaskan bahwa bonus demografi hanya akan menjadi kekuatan apabila generasi muda diberi ruang memimpin melalui sistem merit yang adil dan berlandaskan nilai Pancasila.
Ia mengkritisi kesenjangan antara norma dan praktik dalam rekrutmen jabatan publik serta kepemimpinan politik, yang masih dipengaruhi patronase, modal ekonomi, dan budaya senioritas.
“Jumlah generasi muda (Milenial & Gen Z) mencapai 53%. Artinya, potensi pemimpin muda Indonesia besar, tetapi belum sepenuhnya terserap ke posisi strategis. Meritokrasi bukan hanya persoalan teknokrasi, tetapi agenda kebangsaan untuk memperkuat Ketahanan Nasional,” tegas Arief, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com.
Dalam KKP-nya, Arief menawarkan Strategi Tiga Pilar Holistik yang memantapkan Lemhannas RI sebagai pusat kaderisasi kenegarawanan yang melahirkan pemimpin lintas sektor yang berakar pada ideologi Pancasila. Strategi tersebut diperkuat melalui penerapan Manajemen Talenta Nasional berbasis data dan kompetensi, sehingga pemimpin muda terbaik dari sektor pemerintahan, industri, pendidikan, maupun organisasi masyarakat dapat ditempatkan secara objektif dan terencana. Untuk mengawal transparansi dan keadilan, Arief juga mengusulkan pembentukan Indeks Kepemimpinan Muda sebagai instrumen akuntabilitas publik guna memastikan regenerasi berjalan terukur, adil, dan relevan dengan tantangan Indonesia Emas 2045. 
Arief menegaskan bahwa meritokrasi kepemimpinan muda adalah prasyarat bagi stabilitas politik, inovasi ekonomi, dan ketangguhan karakter kebangsaan sebagai fondasi Ketahanan Nasional.
“Indonesia harus memastikan yang terbaik dan berintegritas-lah yang memimpin—bukan yang sekadar dekat dengan kekuasaan. Bangsa ini membutuhkan pemimpin muda yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan geopolitik dan teknologi,” ujarnya.
Selama 3,5 bulan mengikuti pendidikan, Arief terlibat dalam berbagai diskusi strategis bersama tokoh nasional serta mengikuti studi strategis luar negeri untuk memperkuat pemahaman geopolitik dan tata kelola SDM unggul.
Di akhir pendidikan, Arief menyampaikan ajakan kepada generasi muda dari berbagai sektor untuk turut mendaftar dan mengikuti Lemhannas RI.
“Lemhannas adalah kawah candradimuka untuk menjadi pemimpin lintas sektor. Saya berharap lebih banyak orang muda hadir di sini, menjadikan Lemhannas sebagai bekal untuk mengabdi bagi bangsa,” pungkasnya.




