Komoditas makanan jadi penyumbang inflasi di Kota Tangerang
Pemerintah Kota Tangerang, Provinsi Banten mencatat jelang akhir tahun 2025, kelompok komoditas makanan menjadi sektor tertinggi penyumbang inflasi bulan November.

Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono. ANTARA/Irfan.
Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono. ANTARA/Irfan.
Pemerintah Kota Tangerang, Provinsi Banten mencatat jelang akhir tahun 2025, kelompok komoditas makanan menjadi sektor tertinggi penyumbang inflasi bulan November dengan persentase sebesar 1,12 persen year on year dan 0,26 persen month to month.
Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono di Tangerang Selasa mengatakan sejumlah komoditas utama yang mengalami peningkatan permintaan menjelang periodesasi akhir tahun seperti cabai merah, bawang merah, daging ayam, daging sapi, sampai emas perhiasan.
“Kami akan terus melakukan pemantauan daya beli dan stabilitas harga khususnya komoditas pangan untuk mengendalikan inflasi tetap di angka normal," kata Ruta.
Berdasarkan data yang dipublikasi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, indeks inflasi Kota Tangerang menjadi yang terendah dibandingkan kabupaten atau kota lainnya di Provinsi Banten yakni Kota Tangerang (2,34 persen), Kota Cilegon (2,47 persen), Kota Serang (2,56 persen), Kabupaten Pandeglang (2,90 persen), serta disusul Kabupaten Lebak sebagai daerah dengan inflasi tertinggi yang mencapai 2,93 persen.
Lalu untuk penurunan indeks inflasi bulan ini juga tidak telalu besar sehingga dipastikan tidak akan mengganggu daya beli masyarakat terutama pada periodesasi menjelang natal dan tahun baru.
"Penurunan indeks inflasi berpengaruh positif dalam menjaga stabilitas daya beli masyarakat menjelang akhir tahun," ujarnya.
Selain itu, Pemkot Tangerang telah menyiapkan sejumlah program strategis untuk mempertahankan stabilitas inflasi sampai akhir tahun nanti seperti program Gampang Sembako On The Road yang akan berlangsung hingga 17 Desember 2025 mendatang.
”Angka indeks inflasi dari BPS ini secara keseluruhan mencerminkan kondisi yang positif untuk menghadapi tantangan sektor perekonomian khususnya potensi kenaikan harga dan daya beli masyarakat menjelang natal dan tahun baru," katanya.




