Korea Selatan promosikan K-Food di SIAL INTERFOOD Jakarta 2025

Di paviliun juga dilakukan cooking show delapan menu K-Food yang disajikan bersama koki lokal. (foto: ist)
Di paviliun juga dilakukan cooking show delapan menu K-Food yang disajikan bersama koki lokal. (foto: ist)
Jakarta - Kementerian Pertanian, Pangan dan Pedesaan Korea Selatan bersama Badan Pengembangan Perdagangan Produk Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Korea (aT) berpartisipasi dalam 'SIAL INTERFOOD Jakarta 2025' yang diselenggarakan di Jakarta pada 12-15 November. Partisipasi ini menjadi salah satu upaya Korea Selatan untuk meningkatkan ekspor produk makanan (K-Food) ke Indonesia.
Pameran SIAL INTERFOOD Jakarta 2025 merupakan pameran makanan terbesar di Indonesia dan salah satu platform bisnis utama untuk memasuki pasar Asia Tenggara. Tahun ini, lebih dari 1.500 perusahaan dari 26 negara berpartisipasi, termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Italia. Jumlah pengunjung yang hadir mencapai sekitar 90.000 orang.
Kementerian Pertanian, Pangan dan Pedesaan Korea Selatan dan aT membentuk Paviliun Korea Terpadu bersama 24 perusahaan eksportir K-Food unggulan. Mereka menampilkan berbagai produk yang dapat menarik minat konsumen lokal, termasuk kimchi, aneka mi, saus, minuman, dan teh. Di paviliun ini, juga dilakukan cooking show delapan menu K-Food yang disajikan bersama koki lokal.
Partisipasi Korea Selatan dalam pameran ini menghasilkan 18 MOU dan kontrak langsung dengan total nilai 14,53 juta dolar AS. Hasil ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor K-Food ke Indonesia dan meletakkan dasar bagi perluasan K-Food ke kota-kota di daerah Indonesia.
Sementara itu, hingga akhir Oktober tahun ini, nilai ekspor K-Food ke Indonesia mencapai 203 juta dolar AS, dengan peningkatan ekspor untuk beberapa produk utama sebagai berikut: mi instan 16,27 juta dolar AS (naik 62,9% dibanding periode yang sama tahun lalu), ▲soju 1,04 juta dolar AS (naik 13,4%), ▲produk ginseng 580 ribu dolar AS (naik 4,9%), ▲kimchi 430 ribu dolar AS (naik 23,6%).
Seorang buyer dari perusahaan ritel besar Indonesia, ‘FoodHall’, mengatakan, “Berkat popularitas K-Food akhir-akhir ini, beberapa toko lokal dengan jaringan nasional cenderung meningkatkan proporsi produk makanan Korea.” Ia menambahkan, “Perusahaan kami juga sedang meninjau berbagai produk halal dari perusahaan peserta Paviliun Korea yang ditemui dalam pameran ini untuk diperkenalkan kepada konsumen lokal.”
Direktur Ekspor Makanan aT, Jeon Ki-chan, mengatakan, “Indonesia merupakan pasar ekspor utama yang membutuhkan pendekatan strategis karena memiliki populasi besar dan potensi konsumsi yang tinggi, ditambah dengan perubahan cepat dalam regulasi terkait makanan, termasuk kewajiban sertifikasi halal baru-baru ini.”
Ia menambahkan, “aT juga akan secara proaktif merespons perubahan regulasi ini dan memberikan seluruh dukungan agar perusahaan makanan domestik dapat memasuki pasar lokal dengan stabil.”
Secara khusus, aT tidak hanya menyediakan informasi tentang perusahaan peserta Paviliun Korea kepada para buyer makanan impor di Indonesia, tetapi juga kepada pihak-pihak dari jaringan toko nasional dan toko-toko daerah, sehingga mendukung terjadinya konsultasi bisnis yang nyata di lokasi. (Dd)




