Akademi Keluarga Indonesia diluncurkan, siapkan generasi muda hadapi bonus demografi

Peluncuran Akademi Keluarga Indonesia di Jakarta, Kamis (18/9/2025)
Peluncuran Akademi Keluarga Indonesia di Jakarta, Kamis (18/9/2025)
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN resmi meluncurkan Akademi Keluarga Indonesia di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Kamis (18/9/2025). Ini sebagai upaya membekali generasi muda dengan pemahaman mendasar tentang arti penting keluarga dalam membangun bangsa.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh siswa SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah dari seluruh Indonesia. Tercatat sebanyak 167 peserta dari 38 provinsi hadir dalam program perdana ini.
“Semangatnya adalah ini bagian dari generasi masa depan Indonesia yang mesti kita bekali tentang apa itu keluarga, serta siklus kehidupannya nanti seperti apa,” ujarnya.
Menteri Wijahi menegaskan bahwa keluarga merupakan fondasi utama dalam perjalanan hidup seseorang. Rata-rata, setiap orang akan menghabiskan sekitar 67 tahun bersama keluarga, baik sebagai anak maupun ketika membina rumah tangga.
“Intinya ini adalah character building agar anak-anak Indonesia memahami bahwa apapun jabatannya suatu saat, apapun profesinya, dan berapapun pendapatannya, mereka akan tetap kembali pada keluarga. Karena itu jangan lupa, kekuatan negara berawal dari kekuatan keluarga,” tambahnya.
Wihaji berharap para peserta Akademi Keluarga Indonesia dapat menjadi bagian dari generasi emas yang berkarakter, bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi nyata di masyarakat.
“Semoga dari 167 inilah bagian dari generasi emas yang kita tempah. Satu saat pasti akan menjadi orang-orang yang bermanfaat, berkontribusi, dan menjadi contoh. Karena Indonesia hari ini butuh contoh,” katanya.
Program ini juga akan terus dikembangkan dengan tiga model pembekalan, yaitu untuk siswa SMP, SMA/SMK/MA, dan mahasiswa. Setiap jenjang akan diberikan materi yang disesuaikan mengenai ketahanan keluarga dan pembangunan karakter.
“Namanya program tanpa evaluasi pasti gagal. Karena itu nanti akan kita evaluasi, ini baru launching pertama. Ada tiga model: anak SMP, SMA, dan mahasiswa. Semua harus kita bekali kekuatan,” tambah Wihaji.
Proses rekrutmen peserta diserahkan kepada perwakilan BKKBN di tiap provinsi, dengan mayoritas berasal dari Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Para peserta merupakan siswa berprestasi, juara kelas, hingga perwakilan terbaik di daerah.
“Rata-rata orang-orang yang hebat ini, pilihan, orang-orang pinter, juara-juara satu semua. Jadi betul-betul siap dan bisa menjadi contoh,” tegasnya.
Wihaji memastikan Akademi Keluarga Indonesia akan menjadi program berkelanjutan. Setiap tahun jumlah peserta akan terus bertambah, hingga menjangkau seluruh daerah di Indonesia.
“Terus, terus, nanti sampai ke daerah. Harapannya ke depan akan lahir keluarga-keluarga berkualitas yang mampu memperkuat bangsa,” ujarnya.
Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter