Jembatan Donat Sudirman: Proyek ikonik 2027 untuk integrasi 4 moda dan pecahkan kemacetan dukuh atas
Proyek Jembatan Donat Sudirman hadir 2027, hubungkan MRT, LRT, KRL, dan Kereta Bandara dalam satu akses, jadi ikon baru Jakarta sekaligus solusi kemacetan Dukuh Atas.

Elshinta/ ADP
Elshinta/ ADP
Kawasan Sudirman akan memiliki wajah baru. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT MRT Jakarta akan membangun “Jembatan Donat”, sebuah pedestrian deck berbentuk melingkar yang akan menjadi proyek ikonik dan pusat integrasi transportasi terbesar di Jakarta.
Jembatan ini akan menghubungkan empat kuadran kawasan Sudirman yang saat ini terpisah dan tidak memiliki konektivitas langsung. Proyek ini dirancang untuk mengintegrasikan MRT Jakarta, LRT Jabodebek, KRL Commuter Line, dan Kereta Bandara, serta mempermudah mobilitas ribuan masyarakat yang beraktivitas di kawasan perkantoran utama ibu kota.
“Empat kuadran di kawasan Sudirman—UOB, BNI, Menara Taspen, dan area transport hub—selama ini tidak terkoneksi secara langsung. Dengan Jembatan Donat, semua akan terhubung dalam satu akses pedestrian,” ujar Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat dalam kelas Fellowship MRT di Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Jembatan Melingkar Lebar 12 Meter: Koneksi 4 Moda dalam 1 Titik
Jembatan berbentuk melingkar ini akan melintas di atas Jalan Jenderal Sudirman, tepat di kawasan Dukuh Atas yang merupakan simpul transportasi paling sibuk di Jakarta. Lebarnya sekitar 12 meter, dengan 7 meter diperuntukkan bagi jalur pejalan kaki publik dan 5 meter lainnya untuk fungsi komersial dan fasilitas pendukung.
Dengan desain ini, pengguna transportasi tidak perlu lagi menyeberang jalan atau keluar bangunan untuk berpindah moda. Mereka bisa langsung mengakses KRL, MRT, LRT Jabodebek, dan Kereta Bandara melalui jembatan terintegrasi ini.
“Jembatan ini akan jadi penghubung utama empat moda. Trafik mobilitas yang kita perkirakan bisa mencapai 70.000 orang per hari,” jelas Tuhiyat.
* Target Konstruksi 2027 — Skema Investasi Swasta*
Pembangunan Jembatan Donat Sudirman tidak akan membebani APBD. Proyek ini menggunakan pendekatan investasi swasta, di mana PT MRT Jakarta tengah melakukan proses finalisasi market sounding untuk menjaring mitra investor.
“Kami sedang siapkan skemanya bersama investor. Kalau sesuai rencana, konstruksi akan dimulai pada 2027,” ujar Tuhiyat.
Lebih dari Sekadar Infrastruktur — Fasilitas City Check-in Bandara
Selain berfungsi sebagai penghubung moda transportasi, Jembatan Donat juga akan dilengkapi fasilitas city check-in untuk pengguna Kereta Bandara Soekarno-Hatta. Dengan fasilitas ini, penumpang dapat melakukan pelabelan bagasi langsung dari pusat kota tanpa harus ke bandara terlebih dahulu.
“Nanti akan ada fasilitas city check-in di kawasan ini. Penumpang cukup drop bagasi di kota dan langsung menuju bandara menggunakan kereta,” kata Tuhiyat.
Solusi Kemacetan Sudirman
Kawasan Dukuh Atas—Sudirman selama ini dikenal sebagai salah satu titik tersibuk dan termacet di Jakarta. Dengan jembatan terintegrasi, pejalan kaki tidak lagi perlu menyeberang jalan raya, sehingga arus lalu lintas di permukaan akan lebih lancar.
Langkah ini sejalan dengan strategi Pemprov DKI dan MRT Jakarta untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi publik dan mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.
“Tujuan akhirnya adalah mempermudah mobilitas publik dan mendorong masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi. Kawasan Sudirman akan menjadi contoh kawasan transportasi modern dan nyaman,” tutur Tuhiyat.
(Arie Dwi Prasetyo)