Top
Begin typing your search above and press return to search.

Proyek ‘Donat’ Dukuh Atas ternyata hasil Roadshow ke Tokyo

Proyek ‘Donat’ Dukuh Atas ternyata hasil Roadshow ke Tokyo
X

Elshinta/ ADP

JAKARTA — Rencana pembangunan pedestrian deck berbentuk melingkar di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, yang menjadi simpul integrasi transportasi terbesar di ibu kota, ternyata bermula dari roadshow MRT Jakarta dan Pemprov DKI ke Jepang dalam ajang Transit Urban Development (TUD) Forum di Tokyo.

Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat, mengungkapkan bahwa saat forum tersebut, tim Indonesia mempresentasikan tiga kawasan pengembangan berbasis transportasi (TOD), yaitu Dukuh Atas, Blok M, dan Lebak Bulus. Dari ketiganya, Dukuh Atas menjadi lokasi yang paling menarik perhatian Jepang karena merupakan pusat pertemuan lima moda transportasi: MRT, LRT Jabodebek, KRL, Transjakarta, dan KA Bandara.

“Jadi pada saat itu kita melakukan roadshow, TUD Forum di Tokyo. Setelah kita paparkan ada tiga TUD — Dukuh Atas, Blok M, dan Lebak Bulus — mereka tertarik karena Dukuh Atas ini hub lima moda transportasi,” ujar Tuhiyat saat kelas MRT Fellowship di Wisma Nusantara di Jakarta, Rabu (9/10/2025).

Grant FS dari Pemerintah Jepang

Ketertarikan itu berbuah dukungan resmi dari Kementerian Perhubungan Jepang (MLIT). Jepang memberikan grant dalam bentuk feasibility study (FS) untuk pengembangan kawasan Dukuh Atas. Grant tersebut bukan berupa dana tunai, melainkan dukungan teknis penuh dalam penyusunan studi kelayakan.

MLIT menunjuk Urban Renaissance Agency (UR), lembaga publik Jepang berpengalaman dalam perencanaan kota dan TOD, untuk melakukan FS. Studi ini memetakan potensi, desain, hingga konsep integrasi kawasan yang paling ideal.

“FS dilakukan oleh UR, yang ditunjuk langsung oleh MLIT Jepang. Ini menggambarkan bagaimana kawasan Dukuh Atas bisa diintegrasikan secara menyeluruh,” kata Tuhiyat.

Baru Tahap FS, Akan Masuk Basic Design

Meski sudah memiliki hasil FS dari Jepang, Tuhiyat menegaskan proyek ini masih memerlukan tahapan lanjutan sebelum konstruksi dimulai. Setelah FS, proyek akan dilanjutkan dengan basic design, lalu detail engineering design (DED) yang akan menentukan besaran anggaran, timeline pembangunan, dan model pembiayaan.

“Kalau ditanya targetnya kapan, tunggu sampai basic design selesai dulu. Baru kita tahu angkanya berapa, timeline-nya seperti apa, modelnya seperti apa,” tambahnya.

Desain ‘Donat’ untuk Integrasi Moda

Salah satu hasil penting dari FS Jepang adalah usulan desain pedestrian deck melingkar seperti donat. Bentuk ini dipilih untuk menghubungkan empat kwadran kawasan Dukuh Atas secara simetris, sehingga mobilitas penumpang antarmoda bisa dilakukan tanpa perlu menyeberang jalan besar.

Desain ini akan menghubungkan langsung MRT, LRT, KRL, Transjakarta, dan KA Bandara dalam satu kawasan yang nyaman untuk pejalan kaki.

(Arie Dwi Prasetyo)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire