Top
Begin typing your search above and press return to search.

Awal Oktober, 4 profesor dikukuhkan Universitas Negeri Malang

Memasuki awal Oktober 2025, Universitas Negeri Malang (UM) menambah jumlah guru besar atau profesor. Tercatat ada empat guru besar yang dikukuhkan dalam sidang terbuka UM di Gedung GKB Lantai 9.

Awal Oktober, 4 profesor dikukuhkan Universitas Negeri Malang
X

Sumber foto: AH Sugiharto/elshinta.com.

Memasuki awal Oktober 2025, Universitas Negeri Malang (UM) menambah jumlah guru besar atau profesor. Tercatat ada empat guru besar yang dikukuhkan dalam sidang terbuka UM di Gedung GKB Lantai 9.


Keempat guru besar ini adalah Prof.Dr. Siti Nur Rahman Anwar., S.T., MT, Prof. Evi Eliyanah, S.S., M.A., Ph.D, Prof. Dr. Budi Handoyo, MSi dan Prof. Dr. Muladi, S.T., M.T.


Prof .Dr. Siti Nur Rahman Anwar., S.T., MT merupakan Guru Besar Bidang Rekayasa Keandalan Struktur dan Material Konstruksi Berkinerja Tinggi.


“Pada pidato ilmiah pengukuhan saya akan menyampaikan pidato dengan tema Mencapai ketangguhan konstruksi di zona sesmik, komputasi struktur untuk mencegah,“ ujar Siti Nur Rahman.


Prof. Dr. Budi Handoyo, MSi dalam pidato ilmiahnya bertema “Disaster Spatial Learing“ sebagai Solusi Inovatif Mitigasi di Indonesia.


“Saya mengambil penelitian di SMAN 1 Dampit Kabupaten Malang karena semua bencana ada di situ dan ke depan wilayah tersebut ada sekolah kebencanaan dengan maksud agar anak-anak dapat bertindak dan berbuat termasuk apa yang dilakukan hanya saja modelnya akan berbeda di tiap daerah dan anak-anak dapat menganalisis dengan memanfaatkan teknologi spasial seperti Google Earth dan lain sebagainya dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi yang ada sebagai tahap pertama adalah membangun sekolah dengan harapan ketika kembali ke keluarga dapat membangun komunitas dan mitigasi bencana nantinya akan berdasarkan Mitigasi mereka,” jelas Budi Handoyo seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, AH Sugiharto, Kamis (2/10).


Prof. Dr. Muladi, S.T., M.T . menyampaikan pidato ilmiah bertema “Kajian Komunikasi Nirkabel pada Sistem Elektronika. Kontribusi Ilmiah dalam Mengembangkan Teknologi Komunikasi“.


"Ketika sebuah sinyal radio kalau kita gunakan gelombang radio akan tetapi pasti ada pengeluangan tentu saja ada waktu, jika dapat diulang maka saling mendekat dan ini masuk keberagaman ruang dan keberagaman frekuensi,” jelas Muladi.


"Di komunikasi radio yang bergerak ada istilah delay dan pantulan berubah nada karena sudut fase yang berubah," tambahnya.


Sementara, Prof. Evi Eliyanah, S.S., M.A., Ph.D. menyampaikan pidato ilmiah bertema “Membingkai Politik Gender dalam Budaya Pop Indonesia Pasca Orde Baru”.


“Saya ingin menjelaskan perjuangan tentang gender tidak hanya di sekolah, parlemen , namun juga bisa dibuat pembuat film, sastra. Kalau di film harus ada relasi yang baik dengan kritikus dan kampus sebagai upaya untuk memberikan penyeimbangan baik itu kelompok marginal termasuk gender,” ungkap Evi.


Di bidang kajian gender, Prof. Evi Eliyanah yang merupakan kritikus film ini menceritakan awal dari menseriusi gender.


“Saya harus cerita di tahun 98-99 di era sulit di keluarga apalagi ada yang ngomong ngapain kuliah, dengan itu saya bertekad untuk menjadikan sarjana di keluarga saya apalagi yang saya pilih sastra Inggris tentu menimbulkan pertanyaan dari situlah kemudian muncul sejumlah kajian terkait gender baik di inggris maupun Amerika yang menarik termasuk budaya pop dikaitkan dengan gerakan perempuan, inklusi sosial dan kesetaraan gender,” jelasnya.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire