Bangun generasi cerdas, SMPN 1 Talang gelar kelas jurnalistik dan edukasi anti hoaks
Ruang Multimedia SMPN 1 Talang tampak semarak pada Rabu (26/11) siang. Puluhan siswa jurusan jurnalistik dari kelas 7, 8, dan 9 berkumpul dengan antusias mengikuti materi dasar jurnalistik

Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.
Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.
Ruang Multimedia SMPN 1 Talang tampak semarak pada Rabu (26/11) siang. Puluhan siswa jurusan jurnalistik dari kelas 7, 8, dan 9 berkumpul dengan antusias mengikuti materi dasar jurnalistik yang disampaikan oleh Hari Nurdiansyah, kontributor Radio Elshinta. Dalam kegiatan tersebut, para siswa tidak hanya belajar teknik menulis berita, tetapi juga mendapatkan edukasi penting tentang cara menghadapi video atau berita hoaks yang banyak beredar di media sosial.
Kepala Sekolah SMPN 1 Talang, Ahmad Ropi’i, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, pemberian materi jurnalistik kepada siswa merupakan langkah penting untuk menanamkan sikap kritis dan bertanggung jawab dalam mengonsumsi informasi.
“Kami ingin siswa memiliki kemampuan literasi yang baik, mampu berpikir kritis, dan tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong. Dengan belajar jurnalistik, mereka belajar untuk jujur, disiplin, dan berpikir logis,” ujar Ahmad Ropi’i seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Rabu (26/11).
Dalam penyampaiannya, Hari Nurdiansyah menjelaskan dasar-dasar penulisan berita dengan konsep 5W+1H, teknik wawancara, pemilihan sudut pandang (angle), serta pentingnya menjaga etika jurnalistik. Ia juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam memerangi penyebaran hoaks.
“Anak muda hari ini sangat dekat dengan media sosial. Karena itu, penting untuk memahami mana berita yang benar dan mana yang menyesatkan. Jadilah generasi yang bisa menyaring, bukan menyebar,” pesan Hari.
Guru jurnalistik SMPN 1 Talang, Nur Mutmainah yang lebih akrab di sapa Bu Mut, mengatakan bahwa pemberian materi ini menjadi pengalaman berharga bagi siswa untuk memahami dunia pers lebih dalam.
“Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya belajar teori, tapi juga memahami makna jurnalistik sebagai sarana menyampaikan informasi yang jujur dan bermanfaat. Harapannya, mereka semakin mencintai dunia jurnalistik,” ujarnya.
Kegiatan berlangsung interaktif. Para siswa berlatih menulis berita singkat dan melakukan simulasi wawancara sederhana. Mereka juga berdiskusi tentang cara mengenali berita palsu serta etika dalam menyebarkan informasi.
Sebagai penutup, Hari Nurdiansyah menyampaikan motivasi kepada para peserta agar terus berkarya dan berani menyampaikan kebenaran melalui tulisan.
“Jurnalis sejati adalah mereka yang menulis dengan hati, menyuarakan fakta, dan membawa manfaat bagi masyarakat. Mulailah dari lingkungan sekolah kalian,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, materi dasar jurnalistik diharapkan mampu mencetak generasi yang baik, cerdas, dan menyukai bidang jurnalistik, serta mampu menjadi pelajar yang bijak dalam bermedia dan berinformasi.




