Top
Begin typing your search above and press return to search.

KSP: Pemerintah berkomitmen dukung pendidikan penyandang disabilitas

Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari memastikan komitmen pemerintah untuk mendorong pendidikan penyandang disabilitas lewat pendekatan yang inklusif dan penguatan di sektor tersebut.

KSP: Pemerintah berkomitmen dukung pendidikan penyandang disabilitas
X

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari memastikan komitmen pemerintah untuk mendorong pendidikan penyandang disabilitas lewat pendekatan yang inklusif dan penguatan di sektor tersebut.

Dalam pernyataan diterima di Jakarta, Selasa, Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari merujuk pada penegasan Presiden Prabowo bahwa pembangunan nasional harus berangkat dari kemanusiaan dan keadilan sosial.

"Itu salah satu kata kunci dari Pak Prabowo. Keadilan sosial. Tidak boleh ada warga negara yang tertinggal, termasuk saudara-saudara kita yang penyandang disabilitas," tutur Qodari.

Disampaikan usai menghadiri Pentas Seni dan Bazar siswa-siswi SLB (Sekolah Luar Biasa) Ulaka Penca dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2025 di Lebak Bulus, Jakarta, pada Selasa, Qodari memaparkan empat fokus utama yang dilihatnya dalam penanganan isu disabilitas.

Fokus pertama yang disoroti adalah terkait pendidikan inklusif dan penguatan. Di sektor ini, Kantor Staf Presiden (KSP) menyoroti permasalahan pembiayaan, di mana gaji tenaga pendidikan masih minim dan belum mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos). Hal ini terjadi karena adanya syarat bahwa untuk mendapatkan bantuan, institusi harus memiliki panti.

Menanggapi kendala tersebut, Qodari menyatakan bahwa KSP akan mengomunikasikan masalah ini dengan Kementerian Sosial.

"Artinya kalau bisa institusi yang melayani warga kita yang disabilitas tidak harus ada panti pun tetap mendapatkan bantuan," jelas Qodari.

Qodari memberikan alasan bahwa sekolah SLB tidak bisa disamakan dengan sekolah umum. SLB umumnya memiliki jumlah murid yang lebih sedikit. Contohnya di SLB Ulaka Penca hanya terdapat 75 total murid untuk tingkat SD, SMP, dan SMA, sehingga sulit untuk menutupi kebutuhan harian dan bulanan operasional meskipun ada pembayaran SPP.

Selain pendidikan inklusif, tiga fokus lain yang dipaparkan Kepala Staf Kepresidenan adalah pemberdayaan dan kemandirian penyandang disabilitas, dimana dia mengapresiasi di SLB Ulaka Penca karena memiliki balai latihan kerja dan workshop.

Selain itu, Qodari menyoroti perlindungan sosial yang berkeadilan dan bermartabat, serta pentingnya kolaborasi kerja sama atau gotong royong antara pemerintah dan masyarakat.

Kepala Staf Kepresidenan juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada SLB Ulaka Penca, yayasan, dan para guru, dan menekankan bahwa anak-anak penyandang disabilitas adalah bagian integral dari masa depan Republik Indonesia.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire