Mafindo tekankan AI hanya sebagai alat bantu bagi guru
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Jawa Tengah menggelar pembelajaran Artificial Intellegence (AI) yang diikuti lebih dari 100 guru di Aula Ganesha Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Selasa (23/9/2025).

Sumber foto: Pranoto/elshinta.com.
Sumber foto: Pranoto/elshinta.com.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Jawa Tengah menggelar pembelajaran Artificial Intellegence (AI) yang diikuti lebih dari 100 guru di Aula Ganesha Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Selasa (23/9/2025). Pada kegiatan dengan Tema "AI Goes To School" itu ditekankan agar AI hanya sebagai alat bantu bagi guru bukan sebagai pengganti guru mengajar kepada siswa.
Koordinator Wilayah (Korwil) Mafindo Salatiga Budhi Widiastuti menjelaskan, AI Goes To School sasarannya adalah para guru baik itu di tingkat PAUD, SD, SMP maupun SMA sederajat dengan mengajarkan dan membekali supaya para guru itu bisa memanfaatkan AI untuk pembelajaran dan juga untuk memudahkan dalam melaksanakan mengerjakan kegiatan-kegiatan guru sehari-hari sebagai pendidik.
"Misal yang sifatnya administratif mungkin atau membuat materi pembelajaran kemudian mau membuat resume dan sebagainya gitu jadi memanfaatkan AI untuk sesuatu yang positif yang terkait dengan kegiatan sebagai seorang pendidik," jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Pranoto, Rabu (24/9).
"Para peserta sangat-sangat terbuka sekali, senang sekali karena para guru ini kemudian bisa memanfaatkan betul-betul kegiatan ini, jadi di sini secara offline kemudian nanti ada whatsApp grup, kami juga melakukan pendampingan di whatsapp grup karena belajarnya lewat LMS, learning management system," imbuh Widiastuti.
Widiastuti menambahkan, nanti jika pembelajaran sudah selesai akan ada sertifikat yang menunjukkan kalau sudah serius belajar dan mengerjakan sampai selesai.
"Nah harapannya adalah tidak hanya berhenti di sini, nggak cuman belajar tentang AI tapi betul-betul dipraktekkan dan bisa menularkannya ke guru-guru yang lain, bagaimana memanfaatkan AI dengan baik," harapnya.
Widiastuti juga menekankan, AI yang banyak manfaatnya ini jangan sampai mengganti peran guru, guru tetap yang utama dan AI hanya sekedar alat bantu.
"Jadi membantunya lebih ke situ bukan serta-merta AI itu menggantikan guru sama sekali enggak," tegas Widiastuti.