Top
Begin typing your search above and press return to search.

Pendidikan bebas kekerasan, Bupati dan Kapolres Kudus gelar deklarasi sekolah ramah anak

Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan bebas kekerasan, Pemerintah Kabupaten dan Polres Kudus menggelar kegiatan deklarasi sekolah ramah anak di TK Kemala Bhayangkari 44 dan 45 Kudus, Kamis (20/11).

Pendidikan bebas kekerasan, Bupati dan Kapolres Kudus gelar deklarasi sekolah ramah anak
X

Sumber foto: Sutini/elshinta.com.

Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan bebas kekerasan, Pemerintah Kabupaten dan Polres Kudus menggelar kegiatan deklarasi sekolah ramah anak di TK Kemala Bhayangkari 44 dan 45 Kudus, Kamis (20/11). Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam penguatan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan.

Kapolres Kudus, AKBP Heru Dwi Purnomo menyampaikan bahwa deklarasi sekolah ramah anak merupakan bagian dari upaya strategis untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal di tengah tantangan era modern. Dimana, ditegaskan pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua untuk menciptakan pola pendidikan yang seimbang dan positif.

“Langkah ini bukan hanya seremonial, tetapi komitmen nyata agar anak-anak terlindungi dari perundungan dan diskriminasi. Dengan kolaborasi semua pihak, kita bisa membentuk karakter anak yang kuat, sehingga mereka dapat belajar dan tumbuh secara aman dan nyaman. Kami berharap kegiatan ini akan ditiru oleh sekolah-sekolah lain di Kabupaten Kudus,” katanya.


Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menyatakan penandatanganan ini menjadi langkah penting dalam memastikan pemenuhan hak anak sejak usia dini melalui lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada tumbuh kembang anak.

Ditegaskan bahwa PAUD yang ramah anak menjadi fondasi utama pembentukan karakter generasi masa depan. Deklarasi Sekolah Ramah Anak di TK Kemala Bhayangkari 44 diharapkan dapat menjadi contoh bagi PAUD lain di Kabupaten Kudus.


“Pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak dimulai dari lingkungan PAUD. Karena itu, kami ingin memastikan bahwa lembaga pendidikan menyediakan ruang yang aman dan nyaman bagi seluruh anak,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini.

Dalam kesempatan itu, bupati juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Kudus telah membentuk tim advokasi guru sebagai ruang mediasi apabila muncul persoalan di satuan pendidikan. Langkah tersebut diambil untuk menciptakan proses pembelajaran yang harmonis dan mengedepankan kepentingan anak.


“Guru perlu mendapatkan pendampingan ketika menghadapi persoalan. Melalui tim advokasi ini, kami memastikan adanya ruang mediasi yang adil dan edukatif,” tambahnya.

Ketua TP PKK Kabupaten Kudus Endhah Sam’ani Intakoris mendorong keterlibatan orang tua dalam mendukung keberhasilan program Sekolah Ramah Anak. Menurutnya, kolaborasi keluarga dan sekolah akan memperkuat karakter serta rasa aman anak selama belajar.


“Orang tua memiliki peran besar dalam membangun karakter anak. Kami mendorong komunikasi yang kuat antara sekolah dan keluarga agar anak mendapatkan pendampingan terbaik,” imbuhnya.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire