Top
Begin typing your search above and press return to search.

Potret semangat siswa di pelosok Humbahas, mengejar pendidikan dalam keterbatasan

Di tengah bentangan perbukitan dan medan yang menantang di Desa Sionomhudon Tonga, Dusun Janji Mariah, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan ada semangat luar biasa yang tumbuh dalam diri seorang anak madrasah.

Potret semangat siswa di pelosok Humbahas, mengejar pendidikan dalam keterbatasan
X

Sumber foto: Diurnawan/elshinta.com.

Di tengah bentangan perbukitan dan medan yang menantang di Desa Sionomhudon Tonga, Dusun Janji Mariah, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan ada semangat luar biasa yang tumbuh dalam diri seorang anak madrasah.

Namanya Agusnardi, siswa MIN 4 Humbang Hasundutan yang sedang duduk di Kelas 4, Ia adalah Putra ke 2 dari 3 Bersaudara dari Bapak Master Tumanggor.

Ia Bercita cita sebagai guru, memiliki Hobby di bidang Olahraga dan menjadi teladan di sekolahnya karena tekad dan kegigihannya dalam menuntut ilmu.

Setiap pagi, sebelum matahari sepenuhnya terbit, Agusnardi sudah bersiap. Seragam madrasahnya rapi, tas kecil berisi buku dan alat tulis ditenteng di punggungnya. Ia berjalan kaki menyusuri jalan tanah sejauh hampir 4 kilometer untuk sampai ke madrasah tercintanya.

Bagi Agunardi, jarak bukan halangan. Hujan, panas, bahkan jalanan licin sehabis hujan bukan alasan untuk bolos sekolah.

Parlilitan memiliki mayoritas penduduk petani yang bergantung pada lahan pertanian dan membutuhkan perhatian pada pembangunan infrastruktur seperti jalan.

"Agusnardi anak yang tekun. Dia jarang sekali absen dan selalu semangat belajar," ujar Rosfawati Gajah yang merupakan Kepala MIN 4 Humbang Hasundutan.

“Meski tinggal di dusun yang cukup jauh, dia tidak pernah mengeluh. Justru menjadi penyemangat bagi teman-temannya,” ungkap Rosfawati seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Diurnawan, Rabu (3/9).

Agunardi bercita-cita ingin menjadi guru agama. Ia ingin kelak mengajar dan kembali ke desanya untuk membagi ilmu kepada anak-anak di kampungnya sendiri.

Ketika ditanya kenapa ia memilih madrasah, dengan polos ia menjawab, “Karena saya ingin belajar agama dan jadi orang baik.”

Di madrasah, Agunardi dikenal sebagai siswa yang sopan dan aktif. Ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Meskipun keterbatasan fasilitas sekolah sering kali menjadi tantangan, semangat Agunardi justru menyala semakin kuat.

Cerita Agunardi adalah cermin semangat anak-anak madrasah di pelosok negeri. Mereka belajar bukan karena kemudahan, tapi karena kemauan untuk meraih cita-cita.

Di tengah keterbatasan, ada harapan besar yang terus mereka pupuk, harapan akan masa depan yang lebih baik lewat pendidikan.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire