Top
Begin typing your search above and press return to search.

Amin Ak: 4 Pilar MPR kompas bangsa menuju Indonesia maju dan bermartabat

Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) MPR RI, Amin Ak, menegaskan bahwa kemajuan Indonesia hanya dapat dicapai jika pembangunan dilakukan secara menyeluruh di seluruh aspek kehidupan, mulai dari sosial budaya, pertahanan keamanan, hingga ekonomi.

Amin Ak: 4 Pilar MPR kompas bangsa menuju Indonesia maju dan bermartabat
X

Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Amin Ak, menegaskan bahwa kemajuan Indonesia hanya dapat dicapai jika pembangunan dilakukan secara menyeluruh di seluruh aspek kehidupan, mulai dari sosial budaya, pertahanan keamanan, hingga ekonomi.


Hal tersebut disampaikan Amin saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Hotel Luminor Jember, Ahad (19/10/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh 160 pengurus DPD PKS Kabupaten Jember serta pengurus DPC PKS se-Kabupaten Jember.

Menurut Amin, bangsa Indonesia sejatinya telah memiliki modal besar untuk memperkuat jati diri nasional melalui Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu bangsa.

“Nilai-nilai Pancasila adalah jiwa bangsa, UUD 1945 menjadi aturan utama, NKRI adalah tempat hidup kita, dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi kekuatan dalam menjaga persatuan,” tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Selasa (21/10).

Wakil rakyat dari Dapil Jatim IV itu menilai, di tengah tantangan globalisasi dan disrupsi teknologi, masyarakat perlu memperkuat kesadaran kolektif untuk kembali berpegang teguh pada Empat Pilar sebagai fondasi kehidupan berbangsa.

Ia bahkan mengibaratkan Empat Pilar Kebangsaan seperti sebuah aplikasi di ponsel, di mana Pancasila merupakan “aplikasi utama” yang memiliki berbagai fitur berupa sila-sila yang berfungsi sebagai filter moral dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Kearifan Lokal Jember

Amin menyoroti pentingnya nilai-nilai lokal sebagai refleksi nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Budaya Pendalungan di Jember, misalnya, merupakan hasil asimilasi budaya Jawa dan Madura yang melahirkan identitas khas, mulai dari bahasa, tarian, hingga kuliner seperti Kupatan.

“Budaya Pendalungan adalah contoh konkret semboyan Berbeda-beda tetapi tetap satu. Dua budaya berbeda dapat hidup berdampingan dan melahirkan harmoni tanpa kehilangan akar masing-masing,” jelas Amin.

Nilai ini juga sejalan dengan Sila Ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia, di mana percampuran budaya menjadi bentuk nyata dari kekuatan dalam keberagaman.

Lebih lanjut, Amin menyebut Tari Lahbako sebagai simbol ketangguhan perempuan petani tembakau Jember yang mencerminkan semangat kerja keras dan pantang menyerah.

Begitu juga dengan inovasi produk lokal seperti suwar-suwir dari tape yang menjadi ikon oleh-oleh khas daerah. Menurutnya, semangat tersebut sejalan dengan amanat UUD 1945 tentang kesejahteraan sosial. Pemanfaatan potensi lokal dan penguatan UMKM merupakan langkah nyata mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tantangan Implementasi di Lapangan

Meski secara konsep Empat Pilar sudah kokoh, Amin menilai implementasinya di lapangan masih jauh dari ideal.


“Empat Pilar MPR RI adalah kompas kita dalam bernegara. Namun harus diakui, masih ada kesenjangan antara idealisme pilar-pilar itu dengan realitas kebijakan,” ujarnya di hadapan kader PKS Jember.


Menurutnya, berbagai masalah seperti krisis moral, korupsi, ketidakadilan, dan pelanggaran HAM menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila belum sepenuhnya menjadi etika hidup bangsa. Sementara itu, amanat UUD 1945 terkait supremasi hukum dan pemberantasan korupsi kerap terabaikan oleh penyelenggara negara.

Ia menegaskan perlunya pembenahan dalam aspek sosialisasi, keteladanan, dan sinergitas antar lembaga agar Empat Pilar benar-benar menjadi pedoman hidup masyarakat. Ia juga menyoroti masih kuatnya sikap sektarian dan eksklusivitas sosial yang mengancam nilai Bhinneka Tunggal Ika.

“Bangsa ini membutuhkan konsistensi dan keteladanan dalam mengamalkan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Hanya dengan itu cita-cita luhur para pendiri bangsa bisa benar-benar terwujud,” pungkas Amin.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire