DPRD Sumut minta PG Kwala Madu bantu pengairan sawah warga Kecamatan Binjai
Ribuan hektare sawah di Kecamatan Binjai, Kabupaten, Langkat, kekurangan pasokan air sejak beberapa tahun terakhir. Pimpinan DPRD Sumatera Utara Ricky Anthony bergerak cepat menyikapi hal ini. Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) pun diminta untuk segera mengatasi hal tersebut.

Sumber foto: M Salim/elshinta.com.
Sumber foto: M Salim/elshinta.com.
Ribuan hektare sawah di Kecamatan Binjai, Kabupaten, Langkat, kekurangan pasokan air sejak beberapa tahun terakhir. Pimpinan DPRD Sumatera Utara Ricky Anthony bergerak cepat menyikapi hal ini. Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) pun diminta untuk segera mengatasi hal tersebut.
“Kita mendengar laporan dari masyarkat, kalau di Kecamatan Binjai ada kendala pengairan di sawah mereka. Sudah beberapa tahun terakhir, PGKM tak lagi mengairi ribuan hektare areal pertanian di sana,” kata Ricky Anthony, Senin (8/9).
Politisi muda dari Partai NasDem ini menerangkan, petani disana sangat bergantung pada pasokan air yang baik. Sawah tadah hujan di beberapa desa disana, membutuhkan air yang melimpah untuk menopang produktifitas.
“Saat ini petani sudah mengeluh. Sawah mereka minim pasokan air. Sebahagian dari mereka membuat sumur bor dan membeli pompa air sendiri. Miris kita melihatnya,” ujar Wakil Ketua DPRD Sumut yang biasa disapa RA ini seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Rabu (10/9).
Diharapkan, terang RA, PGKM hadir untuk membantu mengatasi hal ini. Mengingat sebelumnya, hamparan lumbung padi disana mengandalkan suplai air dari korporasi tersebut selama bertahun-tahun.
Bersama timnya, RA kemudian menyambangi anak perusahaan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) tersebut. Ia meminta, agar pabrik penghasil gula itu bisa kembali lagi mengairi sawah masyarakat.
Dalam pertemuan itu, pihak PGKM menerangkan kalau pipa untuk mengaliri air ke areal persawahan telah raib dicuri. Selain itu, mereka juga terkendala dengan Permen LHK Nomor 5 Tahun 2021. Dimana, ada regulasi yang membatasi pemanfaatan kembali air dari aktivitas produksi.
“Pihak pabrik mengaku terkendala dengan regulasi tersebut. Selain itu, ada pipa untuk mengaliri air yang hilang dicuri. Tapi, hal ini juga harus dicari solusinya. Sehingga sawah-sawah bisa medapatkan pasokan air yang cukup,” terang RA.
Dalam waktu dekat, RA akan mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas persoalan tersebut. Baik PGKM, Dinas Pertanian, Dinas LH provinsi dan kabupaten, camat, kepala desa dan kolompok tani akan dilibatkan untuk mencari solusinya.
Terpisah, petani di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai Langkat sangat berharap agar pengairan segera diaktifkan kembali. Sudah lima tahun terakhir meraka tidak mendapatkan dukungan pengairan dari PGKM.
“Sudah lima tahun terakhir air tidak ngalir di sawah kami. Terpaksa pakai sumur bor dan pompa air yang kami beli sendiri untuk ngairi sawah,” ketus Wagimin, salah seorang petani di sana.
Mayaoritas petani di sana berharap, agar pengairan dari PGKM bisa segera diaktifkan kembali. Semestinya, pihak-pihak terkait juga tanggap dalam menyikapi hal ini. Karena, mayoritas warga disana masih mencari nafkah dari hasil pertanian.