Top
Begin typing your search above and press return to search.

Duet Pesantren Gus Irfan-Gus Haris santer bakal pimpin Gerindra Jatim

Duet Pesantren Gus Irfan-Gus Haris santer bakal pimpin Gerindra Jatim
X

Gus Irfan-Gus Haris santer bakal pimpin Gerindra Jatim. (foto: ist)

Surabaya– Siapa yang bakal duduk di kursi Ketua DPD Gerindra Jawa Timur mulai jadi perbincangan hangat di internal partai dan publik Jatim. Nama-nama mulai muncul menjadi perbincangan hangat di Jatim.

Sumber dari internal DPP Gerindra, beberapa nama menjadi pembicaraan. Ada Irfan Yusuf Hasyim, menteri Haji RI yang juga cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari. Ada pula dr Muhammad Haris, Bupati Probolinggo, pembina Gerindra Probolinggo yang juga tokoh muda dari kalangan pesantren.

Muncul pula nama Ahmad Fawaid, bupati Jember, Ahmad Dhani (DPR RI Gerindra), Wahyu Hidayat (wali kota Malang), dan beberapa nama dari kalangan purnawirawan militer.

Informasi yang berkembang, Prabowo Subianto sendiri ingin Gerindra Jatim dipegang figur yang dekat dengan pesantren. “Pak Prabowo ingin Jawa Timur diisi tokoh yang punya akar kuat di kalangan pesantren, bahkan lebih baik kalau berasal dari keluarga pesantren sendiri,” ujar sumber di DPP Gerindra.

Alasannya sederhana. Jawa Timur adalah lumbung suara Islam tradisional. Dari 40 juta lebih pemilih di provinsi ini, separuhnya masih menjadikan kiai dan pesantren sebagai panutan politik. “Gerindra harus punya wajah yang bisa diterima kiai dan santri,” lanjut sumber itu.

Sementara, Korwil LSI Denny JA Jawa Timur, Imam Fauzi, menilai figur pesantren adalah kunci vital bagi Gerindra untuk memperkuat basis di Jawa Timur menjelang 2029. Namun, ia menambahkan, karakter milenial dan adaptif juga tak kalah penting.

“Yang dibutuhkan Gerindra Jatim ke depan adalah figur pesantren yang milenial: diterima semua kalangan, komunikatif, gaul, dan serba bisa,” kata Imam.

Siapa nama yang pas dari beberapa nama yang beredar? Menurut Imam, nama Gus Irfan memiliki kans besar. “Sebagai cucu Mbah Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, Gus Irfan membawa simbol sejarah dan legitimasi moral pesantren terbesar di negeri ini. Ia punya potensi magnet elektoral yang luar biasa,” ujarnya.

Namun, Imam juga menilai duet akan jauh lebih solid. “Kalau Gus Irfan yang berasal dari jombang bisa direpresentasikan sebagai kalangan pesantren mataraman, akan sangat solid dan kuat jika ke depannya didampingi figur sekretaris dari pesantren representasi Tapal Kuda dan Madura yang punya basis luas, kombinasi itu sempurna,” lanjutnya.

Lalu, sosok dr Muhammad Haris, atau akrab disebut Gus Haris, juga tak bisa dikesampingkan. Bupati Probolinggo dan cucu pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo dan Pesantren Darul Ulum Jombang ini dianggap punya jaringan pesantren yang luas di Tapal Kuda, Madura, dan juga Mataraman.

“Gus Haris punya kedekatan dengan pesantren besar seperti Lirboyo, Sidogiri, bahkan sampai Banyuwangi dan Madura. Ia santri sejati yang kini jadi kepala daerah, figur ideal yang paham birokrasi dan pesantren sekaligus,” kata Imam.

Karenanya, kata Imam, duet figur pesantren, dari dua reperesentasi mataraman dan tapal kuda yaitu Gus Irfan dan Gus Haris sebagai ketua dan sekretaris Gerindra Jatim, saat ini sudah mulai dibicarakan serius di internal Gerindra.

“Saya mendengar langsung dari beberapa forum organisasi di Jatim dan jaringan partai. Kalau keduanya dipasangkan, itu akan jadi duet yang klop,” imbuh Imam.

Imam menambahkan, data riset dari berbagai lembaga survei nasional selama ini menegaskan, bahwa peran pesantren di Jawa Timur masih cukup dominan. “Kiai dan pesantren adalah figur utama yang paling didengar masyarakat. Dalam peta politik Jatim, suara dominan arus pesantren tentunya bisa menentukan arah kemenangan partai,” ujar Imam.

Karena itu, menurutnya, Gerindra Jatim tak cukup hanya menampilkan figur politisi atau birokrat. “Yang dibutuhkan adalah figur moral, yang bisa bicara politik dengan bahasa arus utama di Jawa Timur yaitu pesantren, dan bisa membawa serta membicarakan pesantren dengan cara politik yang santun,” tambahnya.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Dr Wahyudi Winarjo menambahkan, figur berbasis pesantren yang diinginkan Prabowo Subianto memang tepat jika diterapkan di Jatim. Sebagai provinsi berbasis muslim NU, itu sebagai langkah politik yang brilian.

"Ini menjadi momentum bagi partai nasionalis religius seperti Gerindra untuk start politiknya di Jatim. Itu langkah taktis strategis Gerindra," ujarnya. (Dd)

Sumber : Sumber Lain

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire