Pakar nilai tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran jadi titik balik kebangkitan Nasional

Elshinta/ ADP
Elshinta/ ADP
Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting bagi arah pembangunan Indonesia. Sejumlah capaian strategis di bidang ekonomi, diplomasi, dan kesejahteraan rakyat menumbuhkan optimisme baru, sekaligus menandai babak baru kebangkitan nasional.
Dari sektor ekonomi, berbagai indikator makro menunjukkan tren positif. Prof. Dr. Perdana Wahyu, Ekonom Great Institute sekaligus Guru Besar FEB Universitas YARSI, menyebut kinerja ekonomi Indonesia dalam setahun terakhir sebagai “lonjakan signifikan”.
“Neraca perdagangan Januari–September 2025 melonjak 45,8%, pengangguran turun ke 4,76%—terendah sejak krisis 1998. Ini bukan sekadar angka, tapi bukti nyata efektivitas kebijakan ekonomi Presiden Prabowo dalam menciptakan lapangan kerja dan menguatkan daya beli masyarakat,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi nasional juga stabil di angka 5,12%, dengan angka kemiskinan menurun ke 8,47%. Menurut Prof. Perdana, keputusan strategis mengganti Menteri Keuangan telah memberi ruang fiskal yang lebih longgar. “Likuiditas sebesar Rp230 triliun yang digelontorkan ke masyarakat menjadi suntikan langsung ke sektor riil dan mendorong perputaran ekonomi,” tambahnya.
Dari panggung internasional, kepemimpinan Prabowo juga dinilai memperkuat posisi Indonesia secara global. Prof. Angel Damayanti, Ph.D., Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia, menilai diplomasi ekonomi dan perdamaian Indonesia kini lebih berani dan berpengaruh.
“Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo yang menghasilkan potensi investasi Rp380 triliun menjadi capaian besar. Di Sidang Majelis Umum PBB dan KTT Perdamaian Gaza, pidato Presiden yang tanpa teks menunjukkan wibawa, prinsip, dan keberanian Indonesia dalam memperjuangkan perdamaian,” ungkap Prof. Angel.
Sementara di tingkat akar rumput, program-program ekonomi rakyat terus digencarkan. Ekonom senior Drajad Wibowo menilai keberhasilan swasembada pangan dan deregulasi pupuk bersubsidi memperkuat sektor pertanian nasional.
“Program ini bukan hanya meningkatkan produktivitas, tapi juga memperluas akses pembiayaan bagi 15 juta perempuan pelaku usaha. Pemerintah secara nyata mendorong ekonomi keluarga tumbuh dari desa,” jelas Drajad.
Program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Magang Nasional, dan Koperasi Desa Merah Putih menjadi penggerak ekonomi rakyat. MBG, misalnya, tak hanya menyehatkan anak-anak sekolah, tapi juga menghidupkan rantai pasok pangan dan UMKM.
Dengan fondasi ekonomi yang semakin kuat, diplomasi yang kian diperhitungkan dunia, serta program kerakyatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran dipandang para pakar sebagai titik balik kebangkitan nasional.
Optimisme menuju Indonesia Emas 2045 kini tumbuh di seluruh penjuru negeri — menandai awal era baru pembangunan yang lebih inklusif, berdaulat, dan berdaya saing global.
(Arie Dwi Prasetyo)