Skuadron 33 `Unicorn`, rumah sang raksasa kesatria malam

Suasana hanggar Skuadron 33, di Lanud Sultan Hasanuddin, Makasar, Senin (22/9/2025) (ANTARA/Walda Marison)
Suasana hanggar Skuadron 33, di Lanud Sultan Hasanuddin, Makasar, Senin (22/9/2025) (ANTARA/Walda Marison)
TNI AU tak hanya tentang pesawat tempur dengan barisan penerbang hebat saja. Bukan juga sekadar pasukan elit Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) baret jingga yang terkenal dengan barisan prajurit elitnya. Di balik gagahnya para penerbang tempur dan pasukan baret jingga, ada satu skuadron khusus yang juga berperan penting dalam menjaga kedaulatan angkasa Indonesia.
Dia adalah skuadron khusus penerbang pesawat angkut Hercules. "Kuat dan kokoh seperti Raksasa," sangat cocok untuk menggambarkan sosok Hercules. Kesan tersebut akan terbukti ketika kita melihat pesawat Hercules secara langsung. Pesawat ini menjadi kendaraan angkut terbesar yang dimiliki AU sampai saat ini.
TNI AU sendiri memiliki tiga skuadron khusus untuk Hercules, yakni Skuadron 31 di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Skuadron 32 di Lanud Abdulrahman Saleh Malang, dan Skadron 33 di Lanud Sultan Hasanuddin Makasar, Sulawesi Selatan.
Skuadron 33 menjadi yang paling "bungsu" di antara dua skuadron Hercules yang sudah ada. Dia terbentuk pada 14 Juni 2019 dan berasal dari pecahan Skuadron 31 dan Skuadron 32. Skuadron dengan call sign "Unicorn" ini di awal terbentuk hanya memiliki satu hanggar yang menjadi rumah untuk sembilan pesawat Hercules C-130 andalan Skuadron 33.
Seiring perjalanannya waktu, hanggar tersebut mulai dilengkapi beberapa peralatan canggih, menjadikannya sebagai tempat pemeliharaan tingkat ringan. Kini, di wilayah Lanud Sultan Hasanuddin tengah dibangun hanggar skuadron teknik untuk pemeliharaan tingkat sedang.
Hanggar yang dimiliki Skuadron 33 diklaim sebagai salah satu hanggar paling besar di antara hanggar TNI AU lainnya. Hanggar skuadron 33 memiliki tinggi 20 meter dengan tinggi pintu hanggar 12,5 meter. Lantai hanggar tempat terparkir nya pesawat memiliki luas 60 x 68 meter. Luas hanggar keseluruhan 76 x 84 meter
Hanggar tersebut mampu menampung dua pesawat Hercules C-130 secara bersamaan. Di dalam hanggar itu, terdapat fasilitas yang menunjang para penerbang Hercules untuk latihan cargo delivery system.
Layaknya kesatria malam
Komandan Skuadron Udara 33, Letkol Pnb A.M. Averroes, di hanggar Skuadron 33 mengatakan mengatakan setiap skuadron Hercules memiliki keunikan masing-masing. Keunikan tersebut, kata dia, tidak membuat satu skuadron terlihat lebih baik dari skuadron yang lainnya. Skuadron tersebut memiliki kekuatan yang sama dengan perbedaan keahlian masing-masing
Di Skuadron 31, terdapat pesawat Super Hercules tipe J yang memiliki kemampuan tertentu, salah satunya bentuknya lebih besar dan kemampuan avionik yang baik. Di Skuadron 32, TNI AU memiliki pesawat Hercules Tanker yang berfungsi untuk membantu proses pengisian bahan bakar di udara.
Sedangkan Skuadron 33 memiliki pesawat dengan kemampuan Night Vision Google (NVG). Dengan kemampuan itu, pesawat dapat terbang saat malam atau dalam keadaan gelap. Bahkan pesawat dengar berat sekitar 70 ton itu bisa mendarat di landasan yang minim cahaya.
"Kami mampu melaksanakan penerbangan dalam kondisi total gelap 100 persen, kami dapat melaksanakan dengan kemampuan NVG tersebut," tegas dia.
Kemampuan itu lah yang membuat Skuadron 33 layak dianggap sebagai tempat bertenggernya para "Kesatria Malam"
Tidak hanya itu, pesawat Hercules yang ada di Skuadron 33 ini juga telah dilengkapi body armor khusus yang membuatnya kebal terhadap serangan. Body armor ini sudah teruji atau battle proven sehingga dipastikan ragam serangan artileri tidak akan menghambat laju pesawat.
Kuat dan kokoh di tengah kegelapan, benar-benar melambangkan betapa megahnya sang kesatria malam.
Terlibat dalam ragam misi
Kemampuan NVG itu telah teruji dalam beragam misi, seperti ketika menjalani misi operasi militer selain perang (OMSP). Salah satunya ketika Bali dilanda kegelapan karena pemadaman listrik massal yang terjadi pada Mei 2025.
Selain terlibat dalam misi OMSP di Bali, pesawat dari Skuadron 33 tersebut juga pernah berperan dalam ragam misi OMSP besar lainnya seperti pemberi bantuan untuk korban gempa di Myanmar dan Palu. Yang paling bersejarah, pesawat dari Skuadron 33 pernah diterjunkan untuk mengevakuasi WNI di Wuhan, China di awal masa Covid-19 merebak, 2020 lalu.
Kini, Skuadron 33 akan melakoni misi penting lain yakni tampil dalam perayaan HUT ke-80 TNI pada 5 Oktober 2025 mendatang. Ragam latihan manuver pun telah dilakukan para penerbang Hercules. Nantinya, mereka akan melakukan latihan secara terpusat di Monumen Nasional (Monas) dengan Lanud Husein Sastranegara, Bandung sebagai home base utamanya.
Keberadaan Skuadron 33 menandakan bahwa pertahanan udara bukan hanya soal siapa yang dapat terbang dengan cepat ataupun menembakkan rudal terhebat. Pertahanan udara bukan hanya tentang berapa jumlah prajurit yang siap menjalankan misi terjun payung ke wilayah musuh.
Namun, pertahanan udara juga berbicara tentang seberapa kuat pesawat dapat membawa logistik untuk kebutuhan prajurit di lapangan. Dengan kuatnya support dari pesawat angkut berukuran besar, niscaya misi apapun baik operasi militer ataupun non militer dapat berjalan dengan sukses.
Averroes yakin Skuadron 33 dengan ragam pesawat Hercules nya bisa memainkan peran tersebut dengan baik. Dia dan segenap personel skuadron siap memberikan yang terbaik demi memperkuat kedaulatan negara.