BAZNAS RI umumkan juara kompetisi Santripreneur Digital Marketing Haji dan Umrah 2025
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI resmi menutup kegiatan Bootcamp Santripreneur Kompetisi Digital Marketing Travel Haji dan Umrah 2025, serta mengumumkan peserta terbaik kompetisi tersebut, yang digelar di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/9/2025).

Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.
Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI resmi menutup kegiatan Bootcamp Santripreneur Kompetisi Digital Marketing Travel Haji dan Umrah 2025, serta mengumumkan peserta terbaik kompetisi tersebut, yang digelar di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/9/2025).
Adapun tiga peserta terbaik Boothcamp Santripreneur Digital Marketing Haji dan Umrah BAZNAS RI 2025, juara pertama diraih oleh Haflatus Zahroh dari Pondok Pesantren Al-Muqri Prenduan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, posisi kedua ditempati oleh Wardah dari Pondok Pesantren Daru Tahfizh Al Qur’an Assyifa, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, dan juara ketiga diraih oleh Siti Nur’azizah dari Pondok Pesantren Nurul Hasanah, Kabupaten Lebak, Banten.
Ketiga peserta terbaik Santripreneur BAZNAS 2025 tersebut mendapatkan bantuan modal usaha, pelatihan intensif melalui bootcamp serta pendampingan usaha.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Koordinasi Nasional, H. Achmad Sudrajat, Lc., MA., memberikan apresiasi kepada para peserta Santripreneur BAZNAS 2025. Menurutnya, program Santripreneur bukan hanya sebatas kompetisi, melainkan wadah untuk melahirkan wirausaha santri yang siap berkembang dan menjadi role model bagi ekosistem ekonomi pesantren.
"Tahun 2025, BAZNAS membuka kesempatan bagi 300 santripreneur dari tiga klaster utama, yakni travel haji dan umrah, peternakan, serta industri kreatif. Dari klaster travel haji dan umrah, tercatat ada 100 penerima manfaat yang berasal dari 94 pondok pesantren di 15 provinsi dan 65 kabupaten/kota," jelas Achmad.
Ia menambahkan, sejak 2022 program Santripreneur telah memberikan manfaat kepada 1.205 santri dan alumni di 28 provinsi dan 225 kabupaten/kota. Para peserta mengembangkan usaha di berbagai bidang, mulai dari jasa, kuliner, industri kreatif, pertanian, hingga travel haji dan umrah.
“Program ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana pemberdayaan ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari syiar zakat, membangun kemandirian pesantren, serta memperkuat peran santri dalam ekosistem ekonomi nasional,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Penyusunan Strategi dan Tata Kelola pada Deputi Bidang Pengawasan, Pemantauan, dan Evaluasi Penyelenggaraan Haji, Badan Penyelenggara Haji RI, Chandra Sulistio Reksoprodjo, menilai program Santripreneur BAZNAS sangat relevan dengan besarnya potensi ekonomi haji dan umrah di Indonesia.
Ia menyampaikan, nilai ekonomi haji mencapai sekitar Rp30 triliun, sementara umrah jauh lebih besar hingga Rp600 triliun per tahun. "Ini peluang yang luar biasa, tapi masih banyak ruang kosong yang belum kita isi,” kata Chandra.
Melalui program ini, menurut Chandra, BAZNAS ikut membangun generasi muda yang mandiri dan mampu mengisi ruang-ruang tersebut. “Santri bisa menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi haji dan umrah yang lebih kuat,” tambahnya.
Chandra juga menyinggung peran ekonomi digital yang mulai digerakkan kembali sejak 2023. Menurutnya, langkah ini diharapkan memperkuat kerja sama dengan dunia usaha dan Kementerian Haji, serta mendorong pemberdayaan santri secara optimal.
Pada kesempatan tersebut, Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Bekasi, KH. Munib Maksum, turut mengapresiasi terselenggaranya program Santripreneur BAZNAS.
“Saya bangga BAZNAS mengadakan acara ini, terlebih karena melibatkan santri pada klaster haji dan Umrah. Kami juga bersyukur Asrama Haji Bekasi masih dipercaya untuk menjadi bagian dari program ini,” kata Munib.
Lebih lanjut, Munib mengatakan, santri penghafal Al-Qur’an tentu menjaga hafalan 30 juznya, tetapi jika tidak didukung dengan ekonomi yang memadai, akan menemui kesulitan. "Ini menjadi tantangan kita bersama," ucapnya.
Munib berharap, dengan adanya program Santripreneur, para santri bisa sukses sebagai pengusaha yang mampu menjaga akidah Islam dengan kuat, bisa menciptakan lapangan kerja, sekaligus memberi manfaat luas bagi masyarakat.