Gandeng seniman Jaf, Metland Smara Kertajati gelar pameran seni rupa pada pergantian tahun
Sejumlah event disiapkan untuk perayaan pergantian tahun 2025. Di Kabupaten Majalengka, event yang sudah dipastikan akan digelar pada akhir tahun yakni pameran seni rupa.

Sumber foto: Enok Carsinah/Elshinta.com.
Sumber foto: Enok Carsinah/Elshinta.com.
Sejumlah event disiapkan untuk perayaan pergantian tahun 2025. Di Kabupaten Majalengka, event yang sudah dipastikan akan digelar pada akhir tahun yakni pameran seni rupa.
Even ini akan digelar di Hotel Metland Smara Kertajati. Dengan mengambil tema pameran Art Smara Resonance, pameran ini akan berlangsung sekitar 2 pekan, dari 20 Desember 2025-3 Januari 2026.
"Ini, pameran seni rupa ini, yang pertama kali dilakukan oleh seluruh Hotel Metland grup. Kami berkolaborasi dengan teman-teman Seniman dari JaF (Jatiwangi art Factory) menggelar pameran akhir tahun dengan tema Resonance," kata Executive Assistant Manajer Metland Smara Kertajati Nurjanah, Senin (8/12/2025)
Event akhir tahun yang akan dihelat Metland Smara Kertajati mungkin terdengar tidak popular. Pada umumnya, hotel-hotel akan menyelenggarakan pertunjukan seni musik pada momen pergantian tahun.
Namun, Nurjanah memastikan, ada pertimbangan tersendiri mengapa Metland Smara Kertajati memilih menggelar pameran seni rupa, dengan menggandeng Seniman JaF.
"Kolaborasi dengan JaF, lumayan sering. Di tahun ini juga, kami menggelar Terakota painting dan alhamdulillah sukses. Nah, dari situ, komunikasi berlanjut, apa lagi nih yang bisa di-kolaborasi-kan. Akhirnya muncullah pameran ini," kata dia.
Di luar bisnis, jelas Nurjanah, Metland Smara Kertajati ingin menjalin kolaborasi untuk mengangkat potensi yang ada. Atas pertimbangan itulah, bersama JaF, Metland Smara Kertajati memutuskan untuk mengisi momen pergantian tahun dengan menggelar pameran seni rupa.
"Bagi Metland, kami mau menggaungkan. Sebenarnya kami pengin punya yang unik. Jadi uniknya tuh apa sih di Kertajati itu, di Majalengka itu. Jadi kami pengin kasih tahu ke khalayak banyak ternyata Majalengka adalah kota seni," papar dia.
"Kemungkinan besar ini akan jadi event tahunan. Jadi kami ada event tahunan kolaborasi dengan JaF ada dua. Terakota painting dengan Art Smara ini," lanjut Nurjanah seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Selasa (9/12).
Kondisi Kabupaten Majalengka yang sudah mulai terjadi perubahan, langsung atau tidak, menjadi pertimbangan dari rencana pameran tersebut.
"Kami teh merasa sedang dalam perubahan yang cukup drastis. Perubahan kota dan sebagainya. Maka semua orang harus bergerak. Menguatkan wilayah, karakter dan sebagainya. Dari berbagai disiplin (latar belakang)," kata promotor pameran Ginggi Syar Hasyim.
Melihat perubahan yang dinilai melaju cukup drastis, kata Ginggi, mau tidak mau, harus mampu mengikutinya. Ginggi tidak memungkiri, akan diperlukan kerja keras untuk bisa mengimbangi perubahan itu.
"Kami dari kelompok Seniman, penggerak kebudayaan dan sebagainya, teman-teman pengusaha, hotel, restoran. Apapun lah. Semuanya harus berusaha keras. Agar bisa ikut, mengikuti perubahan-perubahan yang pasti akan asing buat kita. Terutama tentang bagaimana seni dan budaya (ke depan)," jelas dia.
"Kebetulan JaF dekat dengan Metland. Dan Metland pun support, sangat interest terhadap bagaimana mengembangkan potensi lokal. Dari situ kemudian kami menggagas apa yang disebut Art Smara, pameran seni di akhir tahun. Penginnya sih ini jadi agenda tahunan. Sama seperti Art Bali, ada Jakarta. Ini itung-itung pemanasan lah," lanjut dia.
Sebagai event pertama, pameran Art Smara Resonance akan diikuti oleh Seniman dari 2 kabupaten yakni Kabupaten Majalengka dan Indramayu. Untuk karya sendiri, nantinya akan menghadirkan karya seni rupa dalam bentuk patung dan lukisan.
"Untuk kali ini kami mengumpulkan teman-teman lokal. Ada dari Indramayu dan Majalengka. Mereka punya potensi yang cukup luar biasa. Saya rasa kalau secara tehnik dan sebagainya, mereka juga punya kemampuan yang diandalkan lah," papar dia.
"Makanya dari situ kami mengambil tema Resonans. Karena untuk menggaungkan. Menggaungkan apa yang sudah kami perbuat, kami lakukan. Potensi dan sebagainya," lanjut Ginggi, yang juga pentolan JaF itu.
Bagi Ginggi, Smara, yang melekat pada nama Hotel (Metland Smara Kertajati), memiliki pesan kuat dalam hal kasih sayang.
"Smara itu adalah sesuatu yang kita cintai. Yang kita berikan berdasarkan rasa cinta. Saya kira bahwa semua pihak harus mulai menghitung pada dirinya 'apa yang sudah saya berikan terhadap tempat tinggal," kata dia.
"Karena sebuah wilayah yang tidak didasari masyarakat yang punya rasa cinta terhadap tempat tinggalnya, itu numpang hidup aja. Lalu mati. Makanya karyanya (yang dipamerkan) juga dalam satu rangkaian cerita. Saling nyambung. Ada harapan, ada kekhawatiran, suka cita. Ya bisalah dalam menghadapi sebuah perubahan," lanjut Ginggi




