Top
Begin typing your search above and press return to search.

Indonesia lanjutkan peningkatan cakupan kesehatan semesta dan atasi kesenjangan

Indonesia lanjutkan peningkatan cakupan kesehatan semesta dan atasi kesenjangan
X

Indonesia terus menunjukkan kemajuan dalam memastikan setiap orang dapat mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan tanpa kesulitan keuangan, menurut laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan World Bank Group tentang cakupan kesehatan semesta atau universal health coverage (UHC).

“Kemajuan Indonesia mewujudkan cakupan kesehatan semesta merupakan hal yang baik, namun kita tidak boleh melupakan mereka yang belum terjangkau,” kata Dr. N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (12/12/2025).

“Hari Cakupan Kesehatan Semesta ini mengingatkan kita untuk berinvestasi pada layanan kesehatan primer, memperkuat tenaga kesehatan, dan memastikan tidak ada yang menghadapi kesulitan keuangan akibat biaya kesehatan. WHO mendukung Indonesia dalam mengatasi kesenjangan ini dan membangun masa depan lebih sehat untuk semua,” tambahnya.

Temuan baru menunjukkan Indeks Cakupan Layanan UHC Indonesia kini berada di angka 67, mencerminkan upaya berkelanjutan untuk memperluas akses dan perbaikan terbaru dalam cara pengukuran perkembangan.

Metodologi yang diperbarui ini memberikan gambaran lebih jelas dan akurat tentang sistem kesehatan Indonesia, memungkinkan dilacaknya pencapaian dan ruang pertumbuhan yang lebih baik. Jika pendekatan baru ini diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya, skor Indonesia adalah 66 pada 2021 dan 67 pada 2023, menunjukkan adanya sedikit peningkatan.

Pencapaian Indonesia di berbagai bidang kesehatan bervariasi. Layanan kesehatan untuk ibu dan anak cukup kuat, namun masih ada kesenjangan dalam upaya Keluarga Berencana (KB). Pengendalian penyakit menular merupakan bidang terkuat, tetapi layanan HIV tetap perlu diperhatikan karena cakupan layanannya jauh lebih rendah dibanding penyakit menular lain.

Tantangan terbesar ada pada penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes, yang tingkat deteksi dan pengobatannya masih rendah. Sebaran tenaga kesehatan juga perlu ditingkatkan karena banyak komunitas, terutama di daerah pedesaan, yang kekurangan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Perlindungan finansial juga merupakan bagian penting dalam UHC. Metode baru dalam mengukur kesulitan keuangan menunjukkan proporsi masyarakat Indonesia yang menghadapi biaya kesehatan tinggi hampir turun setengahnya sejak 2001. Namun, risiko keuangan tetap signifikan, dengan sekitar 26,6% populasi masih mengalami kesulitan keuangan akibat pengeluaran kesehatan.

Keluarga termiskin di Indonesia masih menghadapi kesulitan, dengan hampir sembilan dari sepuluh rumah tangga di kelompok pendapatan terendah mengalami kesulitan keuangan akibat biaya kesehatan. Keluarga di pedesaan, serta keluarga dengan anak atau lanjut usia, sangat berisiko.

Pola ini mencerminkan keterbatasan keuangan sekaligus hambatan berkelanjutan dalam mengakses layanan, bahkan bagi mereka yang memiliki jaminan kesehatan.

Indonesia mengambil langkah nyata untuk mengatasi tantangan ini. Kementerian Kesehatan, dengan dukungan WHO, meningkatkan cara pengumpulan dan penggunaan data kesehatan, serta menggandeng mitra untuk memastikan perbaikan tersebut menjangkau mereka yang paling membutuhkan.

Upaya terbaru antara lain berupa lokakarya untuk memperkuat kualitas data dan rencana pelacakan cakupan kesehatan di daerah. Sehingga, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dapat memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran.

Perjalanan Indonesia menuju cakupan kesehatan semesta membutuhkan investasi terarah dan kemitraan kuat. Dengan berfokus pada kelompok paling rentan dan memperkuat ketahanan sistem kesehatan, Indonesia dapat memastikan setiap orang, di mana pun mereka berada, mendapatkan layanan yang dibutuhkan. (Vit/Ter)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire