Menbud minta jadikan budaya sebagai solusi hadapi masalah global

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyatakan budaya sebagai solusi untuk menghadapi masalah global karena dapat menghubungkan orang-orang melalui kisah, nilai dan ekspresi bersama, yang mengingatkan akan kemanusiaan di tengah masalah yang terjadi.
Dalam pembukaan forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025, Menbud menyebut saat ini tantangan yang dihadapi dunia sangat kompleks, mulai dari ketegangan geopolitik, perubahan iklim hingga degradasi lingkungan, kesenjangan sosial, dan kemajuan teknologi yang pesat.
“Isu-isu yang saling terkait ini menuntut solusi yang melampaui pendekatan tradisional, untuk itu, saya percaya bahwa budaya adalah alat yang ampuh untuk menyatukan kita melampaui batas bahasa dan perbedaan,” kata dia di Denpasar, Bali, Rabu.
Dengan tema Culture for the Future, ia berharap CHANDI 2025 dapat menjadi platform global untuk mengeksplorasi kekuatan transformatif budaya dalam membentuk masa depan yang lebih inklusif, damai dan berkelanjutan.
Tujuan dibentuknya forum CHANDI sendiri untuk menyoroti peran vital kebudayaan dalam membentuk masa depan dengan memajukan diplomasi kebudayaan sebagai alat yang ampuh untuk membangun perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.
Indonesia sendiri dengan 280 juta penduduk, lebih dari 1.340 kelompok etnis yang berbicara dalam lebih dari 718 bahasa daerah, dan total 2.213 warisan budaya tak benda, serta lebih dari 50.000 daftar warisan budaya tak benda potensial, diyakini dapat menghubungkan dunia menjadi lebih harmonis.
“Indonesia diberkahi dengan mega-keanekaragaman, potensi terbesar kita untuk membentuk dunia yang lebih saling terhubung dan harmonis,” kata dia.
Menbud menjelaskan, selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi tempat peleburan pertukaran antar-peradaban dari berbagai budaya, dari timur ke barat, dan dari utara ke selatan, yang telah berbaur secara dinamis, menghasilkan berbagai ekspresi budaya.
Kekayaan peradaban, bahasa, tradisi, filosofi, dan cara hidup ini kemudian didorong untuk tidak menjadikannya sumber perpecahan, melainkan sumber kekuatan kolektif.
“Kita lama menganut prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang kita banggakan dengan prinsip hidup rukun serta kekayaan tradisi gotong royong, kerja sama, dan musyawarah, yang memperkuat tekad untuk mempromosikan dialog antar-budaya dan berkontribusi aktif dalam upaya pembangunan perdamaian di seluruh dunia,” kata Fadli Zon.
Melalui gelaran CHANDI 2025, ia mengajak agar budaya tidak sekadar menjadi peninggalan masa lalu, melainkan kekuatan vital dan dinamis yang membentuk masa depan kolektif.
“Budaya memicu kreativitas, budaya menghubungkan kita lintas batas dan lintas generasi, mengingatkan kita bahwa terlepas dari keberagaman kita, kita memiliki kemanusiaan yang sama," katanya.