Warga Lereng Muria gelar tradisi "Guyang Cekathak" Sunan Muria

Foto: Sutini/Radio Elshinta
Foto: Sutini/Radio Elshinta
Ratusan warga Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Jawa Tengah mengikuti kegiatan tradisi "guyang cekathak" (mencuci pelana kuda) Sunan Muria yang merupakan salah satu wali songgo penyebar agama Islam di tanah jawa.
Upaya pelestarian budaya dan tradisi lokal Desa Colo terus dilakukan oleh warga dan Pengurus Yayasan Masjid dan makam Sunan Muria (YM2SM).
Guyang Cekhatak merupakan upacara memandikan pelana kuda milik Sunan Muria, sebagai tanda penghormatan dan do’a memohon hujan kepada Allah SWT. Acara ini diadakan 1 tahun sekali yaitu di hari Jumat Wage sesuai penghitungan hari Jawa pada puncak bulan kemarau, dan untuk tahun ini jatuh pada tanggal 19 September 2025.
Salah satu tokoh pemuda Desa Colo, Triyanto Sutardjo mengatakan tradisi guyang cekatan hingga kini masih terjaga kelestariannya. "Alhamdulillah terlaksana dengan khidmat", katanya, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini.
Acara dimulai Malam Jumat wage diawali Pembacaan shalawat manakib dan ziarah ke makam Sunan Muria, lalu paginya prosesi guyang cekathak dimulai sekitar pukul 07.00 WIB di aula kompleks Masjid dan Makam Sunan Muria. Warga dan pedagang pun berdatangan membawa nasi berkat atau nasi kenduri yang dipercaya akan membawa keberkahan.
Dijelaskan, acara dibuka dengan pembacaan tahlil oleh pengurus yayasan. Kemudian dilakukan iring-iringan cekathak atau pelana kuda milik Sunan Muria menuju Sendang Rejoso. Jarak dari kompleks makam dengan sendang sekitar 500 meter.
Prosesi iringan-iringan dilakukan dengan khidmat, sambil dilantunkan sholawat Nabi Muhammad SAW dan di iringi merdunya terbang papat. Dan sesampainya di sendang, Cekathak (pelana kuda) itu dibersihkan dengan air Sendang Rejoso.
Disampaikan, acara dilanjutkan dengan istighotsah dan do’a meminta hujan serta selametan dengan makan bersama nasi yang dibawa dikawasan Sendang Rejoso. Sebagai puncaknya pengurus menaburkan cendol dawet dan air sendang rejoso sebagai simbol turun hujan.