2.695 siswi adu kemampuan di seri penutup MilkLife Soccer Challenge
Sebanyak 2.695 peserta beradu kemampuan bermain sepak bola dalam seri penutup ajang MilkLife Soccer Challenge (MLSC) 2025.

Direktur Program MilkLife Soccer Challenge memberikan keterangan kepada awak media di Jakerta, Sabtu (22/11/2025). (ANTARA/Aloysius Lewokeda).
Direktur Program MilkLife Soccer Challenge memberikan keterangan kepada awak media di Jakerta, Sabtu (22/11/2025). (ANTARA/Aloysius Lewokeda).
Sebanyak 2.695 peserta beradu kemampuan bermain sepak bola dalam seri penutup ajang MilkLife Soccer Challenge (MLSC) 2025 yang berlangsung selama 18 - 23 di Kingkong Soccer Arena dan Stadion Atang Sutresna Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.
Jakarta menjadi kota terakhir dari rangkaian 10 kota turnamen sepak bola putri yang digagas Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife. Peserta yang berkompetisi berasal dari 156 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Jakarta dan sekitarnya. Mereka tergabung dalam 240 tim yang terdiri dari 76 tim kelompok usia 10 tahun dan 164 tim usia 12 tahun.
"(Jumlah peserta ini) rekor terbanyak selama ajang MLSC yang sudah memasuki tahun kedua," Direktur Program MLSC Teddy Tjahjono kepada awak media di Jakerta, Sabtu.
Pada MLSC Jakarta Seri 1 2024, jumlah peserta yang ikut baru sebanyak 368 orang atau siswi. Kemudian, pada seri 2, pada November 2024, meningkat menjadi 1.359 siswi ambil bagian. Kemudian, pada MLSC Jakarta 2025 pada April lalu, jumlah peserta menjadi 1.601 peserta.
Dia mengatakan, peningkatan jumlah peserta menunjukkan bahwa permintaan atau minat dari anak-anak yang bermain sepak bola putri itu semakin besar.
Dari sisi kualitas, kata dia, juga semakin baik dibandingkan seri-seri sebelumnya. Bahkan banyak peserta atau sekolah yang baru bergabung mampu bersaing lebih jauh dengan menampilkan kualitas talenta yang bagus.
Kondisi itu membuat pihaknya semakin optimistis bahwa perkembangan sepak bola putri Indonesia kedepannya akan semakin baik.
"Jadi untuk seri depan tahun 2026 kami sangat percaya bahwa jumlah peserta dari sisi kualitas dan dari sisi permainan juga akan semakin baik," katanya.
Teddy mengatakan bahwa keberlanjutan ajang itu merupakan bagian dari upaya penyelenggara mendukung regenerasi talenta sepak bola putri Indonesia.
Sementara itu, Pelatih Kepala MLSC Jihad Sabilli mengatakan bahwa secara kualitas, kemampuan para peserta mulai merata selama beberapa seri kejuaraan.
"Di seri pertama memang terlihat kemampuan peserta jomplang, tapi sekarang banyak sekolah yang bisa menembus ke babak-babak berikut," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya sebagai talent scouting melihat banyak talenta bermunculan dengan prospek bermain yang bagus.
"Di awal itu kita hanya menemukan pemain-pemain yang pantas untuk bermain itu hanya hitungan jari. Sekarang mulai lebih banyak, bahkan satu tim kualitasnya merata," katanya.




