Mari nikmati Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta

Pesenam putri Indonesia Salsabilla Hadi Pamungkas berlatih saat sesi latihan Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 atau 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (18/10/2025). Pesenam putri Indonesia menjalani sesi latihan resmi jelang Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 sebelum bertanding pada 19-25 Oktober 2025 di Indonesia Arena. ANTARA FOTO/Fauzan/nz
Pesenam putri Indonesia Salsabilla Hadi Pamungkas berlatih saat sesi latihan Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 atau 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (18/10/2025). Pesenam putri Indonesia menjalani sesi latihan resmi jelang Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 sebelum bertanding pada 19-25 Oktober 2025 di Indonesia Arena. ANTARA FOTO/Fauzan/nz
Beberapa jam lagi Indonesia akan memulai pengalaman menyelenggarakan ajang bergengsi, Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025, yang akan berlangsung dari 19 sampai 25 Oktober.
Indonesia menjadi negara Asia keempat setelah Jepang, China, dan Qatar yang menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Senam, yang sudah diselenggarakan sejak 1903. Tahun ini adalah edisi ke-53. Dan dari 53 edisi itu, 39 di antaranya selalu diadakan di Eropa.
Indonesia bukan kekuatan senam global, tapi itu tak menghalangi dunia untuk memilih Indonesia, khususnya Jakarta, sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia Senam. Sungguh ini penghargaan khusus bagi Indonesia dari dunia, sekaligus bukti kepercayaan sistem olahraga global kepada ekosistem olahraga Indonesia.
Walau diselimuti kontroversi soal partisipasi atlet-atlet Israel, termasuk juara dunia senam lantai putra, Artem Dolgopyat, Kejuaraan Dunia di Jakarta ini seharusnya tidak sekontroversial itu. Sebaliknya, kejuaraan ini tetap ajang yang semestinya beroleh perhatian luas dari masyarakat dan media massa.
Sebab utamanya adalah karena ini pertama kalinya para pesenam kelas dunia unjuk kebolehan di Indonesia, yang bukan kekuatan tradisional senam global. Jika ada yang disesali dari perhelatan ini, maka itu adalah ketidakhadiran atlet fenomenal Simone Biles dari Amerika Serikat, serta sejumlah atlet cemerlang lain seperti Rebeca Andrade dari Brasil.
Ini mungkin karena Biles, si ratu senam dunia, tengah mengatur energinya yang sudah menua, sudah 28 tahun yang bagi cabang olahraga senam, sudah terlalu tua. Biles sendiri tak pernah mengutarakan pensiun. Pun tak pernah menyatakan mundur dari panggung Olimpiade, apalagi Olimpiade mendatang pada 2028 bakal diadakan di negaranya.
Biles dianggap sebagai pesenam terhebat sepanjang masa. Namanya sampai diabadikan dalam nama gerakan senam dengan faktor kesulitan tinggi, dan sepopuler dengan nama teknik bersenam lain yang diambil dari para legenda seperti Natalia Yurchenko, Mikhail Voronin, dan Aleksandr Tkachyov.
Dengan 11 medali Olimpiade yang 7 di antaranya emas dan 30 medali Kejuaraan Dunia yang 23 di antaranya emas, Biles adalah pesenam yang paling banyak mengumpulkan medali sepanjang masa. Bersama para legenda seperti Nadia Comaneci dan Olga Korbut, pesenam putri AS itu dianggap telah merevolusi dunia olahraga dan senam.
Sejak pertama kali menggebrak dunia dalam kejuaraan dunia di Antwerp, Belgia, pada 2013, Biles selalu menjadi daya tarik khusus yang membuat senam terlalu seksi untuk diabaikan. Sayang, dia tak hadir di Jakarta. Tak ada keterangan pasti mengenai sebab ketidakhadiran Biles di Jakarta.
Yang juga tak terlihat dalam daftar adalah pesaing utama Biles belakangan tahun ini, Rebeca Andrade. Pesenam Brasil ini telah memenangkan total enam medali Olimpiade, termasuk dua medali emas dari Olimpiade Tokyo 2020 dan Paris 2024.
Andrade juga mengumpulkan total sembilan medali Kejuaraan Dunia, termasuk tiga emas dari tiga edisi turnamen senam global ini.
Daya tarik besar
Walau tanpa partisipasi Biles dan Andrade, Kejuaraan Dunia Senam 2025 tetap menawarkan daya tarik besar oleh kehadiran pesenam-pesenam hebat lainnya, termasuk Kaylia Nemour dari Aljazair, dan Alice D'Amato dari Italia. Nemour adalah juara Olimpiade 2024 pada nomor palang bertingkat. Pemudi berusia 19 tahun ini adalah atlet senam Afrika dan Arab pertama yang meraih medali Olimpiade.
Dia juga pesenam Afrika pertama yang meraih medali Kejuaraan Dunia Senam ketika pada 2023 memenangkan medali perak dari nomor semua alat. Sedangkan Alice D'Amato menjadi pesenam putri Italia pertama yang meraih medali emas Olimpiade ketika menjuarai nomor balok keseimbangan pada Olimpiade Paris 2024.
Di bagian putra malah menjanjikan pertarungan lebih seru, karena kehadiran para kampiun yang sukses pada Olimpiade 2024 dan Kejuaraan Dunia 2023.
Di antara yang bakal menyedot perhatian adalah raja senam Jepang, Shinnosuke Oka, dan sensasi Filipina yang setahun lalu membuat dunia terperanjat oleh suksesnya dalam mempersembahkan dua medali emas Olimpiade kepada negaranya, Carlos Edriel Yulo.
Tahun lalu di Paris, Shinnosuke Oka menggondol empat medali, termasuk tiga medali emas nomor beregu, semua alat, dan palang tunggal. Dia bakal kembali bertarung sengit dengan rekan senegaranya, Hashimoto Daiki, terutama pada nomor semua alat.
Akan halnya Carlos Yulo, dia adalah peraih dua medali emas Olimpiade 2024 dari nomor senam lantai dan kuda-kuda lompat. Sukses itu membuat Yulo menjadi olahragawan Asia Tenggara pertama yang memperoleh lebih dari satu medali emas Olimpiade dalam satu Olimpiade.
Yulo juga pesenam Asia Tenggara yang memperoleh medali emas Kejuaraan Dunia, tepatnya pada 2019 dari nomor senam lantai. Jangan abaikan pula kampiun China, Zo Jingyuan, yang jago palang sejajar dan gelang-gelang.
Jingyuan adalah juara dua Olimpiade terakhir nomor palang sejajar. Dua emasnya itu adalah bagian dari total lima medali Olimpiade yang dia kumpulkan sejak Olimpiade Tokyo 2020. Jingyuan juga peraih emas tiga kejuaraan dunia. Dan tiga emasnya itu adalah bagian dari lima emas dan total tujuh medali yang dia dapatkan dari berbagai kejuaraan dunia.
Tak hanya diramaikan muka-muka lama, Kejuaraan Dunia 2025 juga menghadirkan muka-muka baru yang menjadi calon-calon penguasa panggung senam global berikutnya. Dalam aspek ini, perhatian utama tertuju kepada juara dunia junior kuda-kuda pelana, Hamlet Manukyan dari Armenia, dan pesenam Jerman, Karina Schoenmaier, yang adalah juara Eropa kuda-kuda lompat putri.
Jangan lupa juga untuk menyaksikan aksi para pesenam Indonesia; Abiyu Raffi, Muhammad Aprizal, Satria Tri Wira Yudha, Joseph Judah Hatoguan, Agung Suci Tantio Akbar, Alarice Mallica Prakoso, Salsabilla Hadi Pamungkas, dan Larasati Rengganis.
Walau pelatih tim senam putri Indonesia, Eva Butar Butar, cuma meminta atlet-atletnya menikmati bertanding dalam Kejuaraan Dunia 2025, cara pesenam-pesenam Indonesia ini dalam menikmati ajang dunia itu tetap menarik untuk diikuti.
Mereka, bersama ratusan pesenam dari 74 negara termasuk 14 atlet Rusia dan Belarus yang berkompetisi dalam status netral karena sanksi internasional terkait perang di Ukraina, akan memperebutkan 12 gelar juara dunia baru, sebagai batu loncatan pertama sebelum meretas sukses dalam Olimpiade Los Angeles 2028.
Selamat bertanding untuk para atlet, selamat menonton bagi penggemar senam dan penikmat olahraga. Dan selamat kembali menjadi perhatian olahraga global untuk Jakarta.