Menjaga asa menuju kejayaan panjat tebing yang paripurna

Peserta berlaga di pertandingan speed dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panjat Tebing Kelompok Umur XIX/2025, yang diselenggarakan oleh PP FPTI, di Tangerang, Banten, pada Sabtu (21/6/2025). ANTARA/Donny Aditra
Peserta berlaga di pertandingan speed dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panjat Tebing Kelompok Umur XIX/2025, yang diselenggarakan oleh PP FPTI, di Tangerang, Banten, pada Sabtu (21/6/2025). ANTARA/Donny Aditra
Ibarat sebuah pabrik mobil berstandar yang harus memenuhi standar mutu internasional (ISO), wajah olahraga panjat tebing di Indonesia pun telah memenuhi standar itu, bahkan kini menjadi salah satu negara unggulan yang kiprah para pemanjatnya dinanti pecinta cabang olahraga tersebut di seluruh dunia.
Indonesia kini sudah sejajar dengan negara-negara kuat dan adidaya seperti Amerika Serikat, Prancis, dan China, terkait prestasi internasional di dalam cabang panjat tebing.
Tentu hal itu terjadi tidak seperti membalikkan telapak tangan, alias dengan instan dan mudah dicapai, tetapi melalui proses panjang penuh dedikasi dari para atlet, pengurus, dan induk organisasi, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Di Tanah Air, olahraga panjat tebing dikelola oleh Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI), mulai dari pusat hingga tingkat daerah. Seiring berjalannya waktu, pengelolaan itu mulai berbuah manis. Indonesia kini sudah masuk ke dalam sajian utama di setiap penyelenggaraan turnamen oleh International Federation of Sport Climbing (IFSC).
Tak hanya itu, peta jalan (roadmap) 5 tahun ke depan dengan fokus pada peningkatan prestasi internasional, sekaligus memperkuat pembinaan atlet dari level akar rumput (grassroot) telah disiapkan oleh FPTI.
Sekretaris Umum PP FPTI Wahyu Pristiawan Buntoro membeberkan bahwa arah kebijakan federasi hingga 2030 akan menitikberatkan pada dua hal utama, yakni konsistensi meraih medali di nomor unggulan speed, serta peningkatan kualitas di nomor lead dan boulder.
Momentum emas di nomor speed oleh Veddriq Leonardo dalam Olimpiade Paris 2024 menjadi standar baru pencapaian prestasi yang harus dijaga. Tidak hanya itu, torehan prestasi tersebut menjadi tolok ukur bahwa Indonesia bisa bersaing di level dunia.
"Kami sudah menetapkan target yang realistis untuk dicapai, terutama setelah keberhasilan emas dalam Olimpiade sebelumnya," kata Wahyu.
Keberhasilan yang diraih atlet panjat tebing Indonesia dalam beberapa tahun terakhir harus dijaga dengan program berkesinambungan. Karena itu, FPTI menilai pembinaan berjenjang dari tingkat daerah hingga nasional mutlak harus dilakukan.
Program pencarian bibit baru di berbagai daerah sudah dirancang agar Indonesia tidak kekurangan regenerasi atlet.
Selain itu, PP FPTI juga menyusun langkah penguatan kapasitas pelatih dan wasit melalui pelatihan berstandar internasional. Semua itu penting guna membangun ekosistem panjat tebing nasional yang semakin solid.
Pemanfaatan anggaran dan dukungan pemerintah
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menyalurkan dana sebesar Rp420 miliar kepada 13 cabang olahraga untuk mendukung program pemusatan latihan. Dari total anggaran tersebut, PP FPTI mendapatkan kucuran dana Rp24,9 miliar lebih atau hampir menyentuh Rp25 miliar untuk setahun.
Penyaluran dana itu dilakukan melalui Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Kemenpora dan Induk Organisasi Cabang Olahraga (IOCO), pada April lalu. Persoalan pendanaan menjadi bagian penting untuk memenuhi target dalam roadmap 5 tahun ke depan FPTI.
Wahyu menegaskan bahwa federasi ingin mengoptimalkan alokasi anggaran agar tepat sasaran. Fokusnya adalah mendukung kebutuhan latihan atlet, penyediaan sarana, serta persiapan menghadapi turnamen internasional.
Bagi dia, setiap pundi rupiah yang ada harus benar-benar diarahkan untuk memenuhi kebutuhan atlet, mulai dari peralatan, pemulihan kondisi atlet (recovery), sampai ke aspek sport science. Sebab, itu semua akan menjadi tulang punggung peningkatan prestasi.
Dukungan pemerintah melalui Kemenpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), semakin besar untuk FPTI.
Dengan masuknya panjat tebing ke dalam daftar cabang olahraga unggulan yang menjadi bagian dari Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), perhatian pemerintah diyakini akan lebih maksimal, tidak hanya untuk pembinaan prestasi tetapi juga pembenahan organisasi.
Pelatih tim panjat tebing Indonesia Hendra Basir menilai semua dukungan tersebut sangat penting, karena tantangan lima tahun ke depan akan lebih berat. Para atlet panjat tebing Indonesia diproyeksikan tampil di Olimpiade Los Angeles 2028, dengan target memperbanyak perolehan medali, bukan hanya di nomor speed tetapi juga lead dan boulder.
Untuk mencapai itu, jajaran pelatih telah menyiapkan program latihan yang lebih detail dan berbasis data. Performa fisik, mental, dan teknik atlet akan terus diasah agar tidak tertinggal dari negara-negara lain. Pemusatan latihan nasional (Pelatnas) panjat tebing juga akan rutin mengikutsertakan atlet dalam turnamen internasional.
Ajang seperti seri Piala Dunia IFSC, IFSC Asian Cup, dan Kejuaraan Dunia lainnya menjadi sarana penting untuk mengukur perkembangan sekaligus mengasah mental juara.
Semangat atlet dan regenerasi
Peraih medali Olimpiade Paris 2024 Veddriq Leonardo menyatakan keberhasilan tahun lalu bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari tantangan baru ke depan.
Dia ingin membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya berjaya sekali di multievent olahraga itu, tetapi bisa konsisten menjadi penantang utama. Oleh karenanya, selain dari misi dia itu, regenerasi yang konsisten dan dipersiapkan matang menjadi kunci untuk terus meletakkan Merah Putih sejajar dengan negara kuat lainnya.
Menurut dia, banyak bakat muda panjat tebing Indonesia yang harus diberi kesempatan berlatih dengan fasilitas memadai, sehingga pada masa depan tidak hanya bergantung pada beberapa nama atlet, melainkan memiliki tim yang merata dan kuat, serta talent pool melimpah.
Selain pembinaan, sangat penting peningkatan fasilitas dan pemanfaatan teknologi. Sport science menjadi faktor krusial yang dapat membantu atlet memahami kondisi fisik, sekaligus memperbaiki teknik.
Menatap masa depan
Melalui peta jalan (roadmap) ke depan, PP FPTI ingin menjadikan panjat tebing sebagai cabang olahraga yang tidak hanya melahirkan prestasi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda. Wahyu menambahkan, semangat juang atlet seperti Veddriq Leonardo menjadi simbol bahwa mimpi besar bisa diwujudkan melalui konsistensi, dukungan, dan kerja sama semua pihak.
Federasi pun menaruh perhatian pada pembangunan fasilitas panjat tebing di berbagai daerah, termasuk memperbanyak dinding panjat berstandar internasional. Dengan demikian, masyarakat luas bisa ikut terlibat dalam olahraga ini dan menjadi bagian dari ekosistem yang lebih besar.
Sebab, keberhasilan olahraga tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan masyarakat. Untuk itu, FPTI juga menyiapkan program sosialisasi dan pengenalan panjat tebing ke sekolah-sekolah serta komunitas. Harapannya, semakin banyak anak muda yang mencintai olahraga ini sejak dini.
Sejalan dengan itu, Hendra memastikan bahwa program latihan nasional akan semakin ketat, baik dari sisi fisik maupun teknik. Atlet diharapkan lebih disiplin, adaptif, dan mampu mengikuti perkembangan strategi di level internasional.
Sedangkan bagi atlet seperti Veddriq, semangat terbesar adalah menjaga nama Indonesia tetap berkibar di podium tertinggi.
"Yang penting kami terus berlatih, menjaga fokus, dan membawa kebanggaan untuk bangsa," ujar atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat berumur 28 tahun itu.