Top
Begin typing your search above and press return to search.

Menpora Erick ultimatum empat cabor selesaikan dualisme

Menpora Erick ultimatum empat cabor selesaikan dualisme
X

Foto : PSSI

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan pentingnya penyelesaian dualisme kepengurusan di empat cabang olahraga nasional, yakni tenis meja, anggar, tinju, dan sepak takraw, secara musyawarah dan mufakat. Hal ini disampaikan Erick sebagai tindak lanjut dari surat resmi Kemenpora kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang dikirimkan pada 1 Oktober 2025.

Menpora Erick menilai, persoalan dualisme kepengurusan yang telah berlangsung bertahun-tahun berdampak buruk terhadap pembinaan atlet dan prestasi olahraga Indonesia, termasuk menghambat partisipasi atlet di ajang internasional.

“Masalah dualisme ini harus segera diselesaikan. Setelah itu baru kita bisa melakukan konsolidasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Selanjutnya, kita dapat berbicara mengenai PON, SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade,” tegas Erick Thohir dalam keterangan resminya, Senin (4/11).

Kemenpora mendorong KOI dan KONI untuk mengambil peran strategis dalam menyatukan federasi olahraga yang tengah bersengketa. Erick menekankan, penyelesaian harus dilakukan melalui dialog terbuka dan prinsip musyawarah untuk mufakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.

“Kami di Kemenpora sudah melakukan introspeksi dengan memperbaiki tata kelola internal. Kini saatnya KOI, KONI, dan pengurus federasi olahraga juga duduk bersama menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Musyawarah adalah landasan membangun bangsa dan negara,” ujar Erick.

Dalam surat tersebut, Menpora memberikan batas waktu penyelesaian sengketa paling lambat tiga bulan sejak surat diterbitkan, atau hingga akhir Desember 2025. Apabila hingga batas waktu tersebut konflik belum juga diselesaikan, Kemenpora akan mengambil langkah tegas untuk menjaga keberlanjutan pembinaan olahraga nasional.

“Tiga bulan adalah waktu yang cukup. Jika sampai akhir tahun tidak kunjung tuntas, Kemenpora akan mengambil keputusan untuk menyelamatkan para atlet dan prestasi olahraga kita. Sudah terlalu lama atlet menjadi korban,” tegas Erick.

Menpora berharap, seluruh pihak terkait dapat menanggalkan ego sektoral dan kepentingan pribadi demi masa depan olahraga Indonesia yang lebih berprestasi.

Robby Hatibie

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire