Raja Sapta Oktohari raih UCI Merit Award, sejarah baru Indonesia di balap sepeda dunia

Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) raih UCI Merit Award dari Union Cycliste Internationale (UCI), di Kigali, Rwanda, akhir September 2025
Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) raih UCI Merit Award dari Union Cycliste Internationale (UCI), di Kigali, Rwanda, akhir September 2025
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, meraih penghargaan bergengsi UCI Merit Award dari Union Cycliste Internationale (UCI) dalam kongres tahunan yang digelar di Kigali, Rwanda.
Okto, sapaan akrabnya, mencatat sejarah sebagai orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan prestisius ini. Usai menerima UCI Merit, Okto mendapatkan ucapan selamat dari 115 negara yang hadir, termasuk tokoh-tokoh dan pimpinan tertinggi balap sepeda dunia.
“Raja Sapta Oktohari, mantan Ketua Umum PB ISSI, berperan besar memajukan balap sepeda di Indonesia dan Asia. Di bawah kepemimpinannya, kualitas pelatihan atlet dan pelatih meningkat, sejumlah event balap sepeda Indonesia masuk ke dalam kalender Internasional UCI, serta balap sepeda makin populer sebagai sarana transportasi dan gaya hidup sehat,” demikian pernyataan resmi UCI.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Presiden UCI David Lappartient yang menegaskan bahwa capaian Okto merupakan hasil dari dedikasi jangka panjang dalam mengembangkan dan mempromosikan olahraga balap sepeda di berbagai level.
Momen penghargaan semakin istimewa karena Okto juga menjadi salah satu orang pertama yang mendapatkan kalung emas dan pin emas UCI. Inilah simbol kehormatan tertinggi dan baru pertama kali diberikan sepanjang sejarah penganugerahan UCI Merit.
Sekedar informasi, Raja Sapta Oktohari bukan sosok asing di dunia balap sepeda. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB ISSI selama dua periode (2015–2023). Okto juga berhasil membawa Indonesia menjadi tuan rumah berbagai ajang internasional bergengsi, seperti UCI Track Nations Cup 2023 di Jakarta hingga Asian Cycling Championships.
Di tingkat regional dan kontinental, Okto sempat dipercaya sebagai Senior Vice President Asia Cycling Confederation (ACC) 2019-2023 serta Advisor ASEAN Cycling Federation. Ini sekaligus menegaskan peran strategisnya dalam diplomasi olahraga balap sepeda.
“Sejak saya mengenal Okto, semangatnya tidak pernah padam. Ia selalu ingin tahu, berkembang, dan konsisten membawa kemajuan balap sepeda tidak hanya di Indonesia, tapi juga Asia dan dunia. Tidak semua orang bisa melakukannya. Balap sepeda adalah bagian dari passion-nya,” ujar David Lappartient.
Penghargaan ini juga menuai kebanggaan bagi Indonesia. Jadi Rajagukguk, Wakil Ketua Harian PB ISSI yang hadir langsung di Kigali, menilai penghargaan ini merupakan perjalanan dan perjuangan panjang yang telah dilakukan dan Okto dinilai sangat pantas untuk menerimanya.
“Saya menemani Pak Okto sejak awal, dari mulai 2015. Saat itu PB ISSI dalam titik terendah. Dari yang awalnya Indonesia tidak dikenal di luar negeri, sampai akhirnya dikenal. Kemudian mulai aktif di forum-forum internasional. Pak Okto yang membuka jalan balap sepeda Indonesia ke ASEAN, Asia sampai ke UCI. Saya tahu betul perjalanan ini tidak mudah dan tidak sebentar, bagaimana perjalanan dan perjuangannya untuk sampai di titik ini. Penghargaan ini memang sudah sepantasnya beliau dapatkan,” ungkap Jadi.
“Pak Okto menjadikan balap sepeda sebagai gaya hidup, diplomasi olahraga, sekaligus sarana persahabatan. Dengan tolok ukur UCI yang sangat ketat, penghargaan ini membuktikan dunia mengakui kontribusi nyata seorang Raja Sapta Oktohari. Indonesia patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya,” tambahnya.
Penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan dunia atas komitmen, konsistensi, dan kontribusi luar biasa Okto dalam memajukan olahraga balap sepeda, baik di Indonesia maupun di tingkat Asia. Selain Okto, UCI Merit 2025 juga diberikan kepada Jorge Blas Diáz García (Republik Dominika), Daniela Isetti (Italia), Sandra Kinyomvyi (Burundi), dan legenda sprinter dunia Mark Cavendish (Inggris).
“Saya benar-benar kaget, terharu, sekaligus bangga. Ini adalah pertama kalinya saya datang ke Afrika, dan ternyata mendapat kehormatan luar biasa dari UCI. Saya ingin menegaskan, ini bukan pencapaian pribadi saya, melainkan hasil kerja keras tim yang selalu mencintai balap sepeda, khususnya di Indonesia. Terima kasih UCI atas penghargaan ini,” ujar Okto.
Imenegaskan bahwa penghargaan ini akan menjadi energi baru untuk terus mendorong prestasi dan memperkuat ekosistem balap sepeda nasional. “Perjalanan masih panjang. Prestasi atlet harus ditingkatkan, kegiatan harus terus digalakkan, dan ekosistem balap sepeda harus semakin kuat. Mari kita satukan energi untuk dunia yang sama-sama kita cintai ini, yaitu balap sepeda,” tegas Okto.
Penulis: Dwi Iswanto/Ter