PON Bela Diri Kudus jadi debut terakhir atlet shorinji kempo Papua Barat Kristin Hilda Silubun
Ajang PON Bela Diri Kudus 2025 menyisakan banyak cerita. Kali ini kisah atlet Shorinji Kempo asal Papua Kristin Hilda Silubun yang mengaku keikutsertaan dalam PON Bela Diri di Kudus ini menjadi debut terakhirnya. Sebab setelah ajang ini ia akan pensiun menjadi atlet kempo yang hampir 23 tahun dijalaninya.

Sumber foto: Sutini/elshinta.com.
Sumber foto: Sutini/elshinta.com.
Ajang PON Bela Diri Kudus 2025 menyisakan banyak cerita. Kali ini kisah atlet Shorinji Kempo asal Papua Kristin Hilda Silubun yang mengaku keikutsertaan dalam PON Bela Diri di Kudus ini menjadi debut terakhirnya. Sebab setelah ajang ini ia akan pensiun menjadi atlet kempo yang hampir 23 tahun dijalaninya.
"Ini debut terakhir saya, setelah ini akan pensiun jadi atlet karena usia saya sudah 35 tahun. Di PON ini saya atlet yang paling senior biarlah adik-adik yang melanjutkan perjuangan saya", katanya di Media Center GOR Djarum Kaliputu Kudus, Selasa (21/10).
Selama ikut PON Bela Diri Kudus ia mengaku terkesan meski kali ini hanya mampu mempersembahkan medali perunggu untuk kontingen Papua Barat. "Saya bangga bisa mempersembahkan medali meski hanya perunggu karena ini sudah sesuai predikat saya yang hanya latihan mandiri 2 bulan karena atlet yang lain latihan di Sorong. Jadi seorang atlet itu memperoleh medali itu sesuai hasil latihan", imbuh Hilda.
Menurutnya, penyelenggaraan PON Bela Diri Kudus 2025 mempunyai kesan tersendiri karena keramahan masyarakat Kudus yang membuat pengalaman semakin istimewa. Hilda sapaan akrabnya atlet yang turun di Randori kelas 55 kg, mengaku perjalanan cukup jauh dari Papua terbayar dengan sambutan hangat masyarakat Kudus.
“Perjalanan panjang dan sangat melelahkan, tapi terbayar dengan suasana hangat dari masyarakat Kudus ini. Warganya sangat ramah dan mendukung atlet dari berbagai daerah. Saya juga baru tau ternyata di Kudus ini lahirnya atlet-atlet bulu tangkis Internasional,” ungkapnya penuh haru seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Rabu (22/10).
Senada, atlet peraih medali emas Randori kelas 75 kg, Kelvin Saweri yang juga mengaku terkesan dan punya pengalaman unik di Kudus. "Kudus sangat berkesan bagi kami yang datang dari Papua. Baik selama pertandingan maupun di penginapan, orang-orangnya ramah. Bahkan saat kami latihan, anak-anak sering menyapa dan mendekat melihat kami,” ujar Kelvin.
Kelvin mengatakan, medali Emas yang diraihnya kali ini terasa istimewa karena menjadi peningkatan prestasi setelah sebelumnya hanya memperoleh medali perunggu di PON Aceh–Sumut. "Saya akan membeli jenang Kudus untuk oleh-oleh ", imbuhnya.
Terkait penyelenggaraan PON Bela Diri, mereka berharap even ini dapat terus digelar secara berkelanjutan, karena menjadi ajang penting bagi pembinaan atlet bela diri di Indonesia.