Top
Begin typing your search above and press return to search.

Where The Rainbow Ends, film kolaborasi lintas Budaya Indonesia – Jepang

Where The Rainbow Ends, sebuah judul film genre drama, memadukan budaya Jepang dan Indonesia. Kota Shiga sebagai latar utama film yang. akan memulai syuting pada 19 Oktober 2025.

Widodo
Where The Rainbow Ends, film kolaborasi lintas Budaya Indonesia – Jepang
X

Film Where The Rainbow Ends mengisahkan Yuka (Elsa Japasal), seorang remaja Jepang yang tumbuh besar di Indonesia bersama ibu angkatnya, Kaabun (Vonny Anggraini). (foto: ist)

Where The Rainbow Ends, sebuah judul film genre drama, memadukan budaya Jepang dan Indonesia. Kota Shiga sebagai latar utama film yang. akan memulai syuting pada 19 Oktober 2025.

Film yang direncanakan tayang di bioskop tahun 2026 ini adalah garapan rumah produksi Kanjia Pictures.

Kan Jia Pictures berkeyakinan bahwa kisah yang tulus selalu menemukan jalannya ke hati penonton. Keyakinan itu diwujudkan melalui film perdananya yang berjudul, “Where The Rainbow Ends?”, sebuah drama road movie berdurasi sekitar 100 menit.

Film ini merupakan langkah awal Kan Jia Pictures di industri perfilman Indonesia, tetapi juga menjadi proyek kolaborasi lintas budaya yang menyatukan Indonesia dan Jepang dalam satu layar.

Setelah skenario rampung, Kan Jia Pictures bekerja sama dengan Wownas yang berbasis di Jepang untuk detail produksi seperti pemilihan pemain pendukung dan hal teknis produksi lainnya.

Wownas yang dipimpin oleh Akiko-san memberikan rekomendasi berupa lokasi sesuai dengan cerita, hingga menjadikan Kota Shiga sebagai latar utama.

Menariknya, kota Shiga dipilih bukan hanya karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga karena sisi autentik yang jarang tereksplorasi dalam industri pariwisata Jepang. Dan berkat dukungan penuh WOWNAS dalam proses persiapan dan produksi, KAN JIA Pictures telah mendapatkan sambutan hangat dari Pemerintah Kota Shiga, dan diharapkan semua proses syuting yang telah dijadwalkan pada tanggal 19 Oktober 2025 mendatang dapat berjalan dengan lancar.

Cerita di dalam film ini mengisahkan Yuka (Elsa Japasal), seorang remaja Jepang yang tumbuh besar di Indonesia bersama ibu angkatnya, Kaabun (Vonny Anggraini).

Hidup Yuka mendadak runtuh setelah serangkaian peristiwa mengguncang dirinya, hingga emosi yang selama ini ia pendam di Jakarta akhirnya meledak tak terbendung.

Dalam kebingungan itu, Yuka hanya berpegang pada keyakinan dan petunjuk samar dari sebuah buku ilustrasi peninggalan orang tua kandungnya.

Berbekal tekad, ia nekat berangkat ke Jepang untuk menelusuri jejak masa lalu dan mencari rumah yang diyakininya mampu menjadi jawaban sekaligus obat rindu yang selama ini ia simpan dalam diam.

Dalam perjalanannya, Yuka dipertemukan dengan tiga teman barunya, yaitu Hye Rin (Josevanie Allestra), gadis Indo-Korea yang ceria namun menyimpan beban keluarga; Arka (Bima Azriel), sahabat lama yang menghilang namun hadir kembali dengan kesetiaan yang tak lekang; serta Masato (Reon Kidera), mahasiswa kedokteran dan atlet baseball yang rasional namun menyimpan luka masa lalu yang tak pernah benar-benar sembuh.

Bersama mereka, Yuka menapaki petualangan di berbagai kota di Jepang, menelusuri jejak demi jejak dari buku ilustrasi peninggalan orang tuanya, dengan harapan menemukan rumah lamanya, tempat yang ia yakini bisa mengembalikan rasa hangat akan arti pulang.

Film ini, dalam penggarapan produksi syutingnya menggandeng dua sutradara sekaligus, yang terkenal dengan sentuhan khas masing-masing, dan justru menjadi kolaborasi yang unik dan dapat saling melengkapi.

Hendy Sukarya, dengan sentuhan visual yang puitis, akan membuat setiap adegan di dalam film akan terasa lebih emosional dan dramatis. Sementara Mawan Kelana, dengan pendekatan realistisnya, dapat menghadirkan narasi yang hangat untuk menjaga cerita tetap dekat dengan kehidupan nyata.

Sinergi keduanya diharapkan melahirkan sebuah film perjalanan dan penuh petualangan yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga hangat dirasakan.

Di balik layar produksi, Julyana Tariani, selaku perwakilan dari Executive Producer KAN JIA Pictures, didampingi oleh dua produser yaitu Rizaldi Chaka dan Ony W. Pahlevi yang merangkap sebagai penulis cerita bersama Jocelyn Cordelia, yakin dapat menghadirkan karya perdana rumah produksinya dengan energi dan cerita yang lebih segar.

Didukung dengan tampilan sederetan aktor muda dan bintang berbakat lintas generasi dan negara, serta sinematografi yang memukau, diharapkan film ini mampu membawa dan menghadirkan pengalaman sinematis yang memberikan jejak emosional di hati penonton, serta layak untuk ditunggu penayangannya di tahun depan.

Film ini akan mengajak kita untuk menertawakan kebersamaan, merasakan arti sebuah kehilangan, dan sekaligus menemukan kehangatan dalam arti “rumah” yang sesungguhnya.

Inilah perayaan kolaborasi lintas negara, sebagai pengingat bahwa di ujung pelangi, rumah selalu bisa ditemukan; asal kita berani membuka hati dan memilih untuk tetap berjalan. So, Where The Rainbow Ends? (Dd)

Sumber : Sumber Lain

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire