Top
Begin typing your search above and press return to search.

Film Air Mata di Ujung Sajadah 2 jadi sarana promosi wisata Solo

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Siti Khotimah, menyambut baik penayangan film Air Mata di Ujung Sajadah 2 yang mengambil latar utama Kota Solo.

Film Air Mata di Ujung Sajadah 2 jadi sarana promosi wisata Solo
X

Sumber foto: Agung Santoso/elshinta.com.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Siti Khotimah, menyambut baik penayangan film Air Mata di Ujung Sajadah 2 yang mengambil latar utama Kota Solo. Ia menilai film produksi Beehave Pictures tersebut menjadi sarana promosi pariwisata yang efektif dengan mengeksplorasi keindahan dan kekayaan budaya kota.

“Film ini memperlihatkan keindahan Solo dari berbagai sisi, " ujarnya dikonfirmasi, Selasa (21/10/2025).

Tidak hanya lokasinya yang khas, tetapi juga menggambarkan suasana kehidupan masyarakat Solo. Ini bentuk promosi pariwisata yang sangat positif, lanjutnya. Dalam hal ini produser film, Ronny Irawan, mengatakan bahwa Kota Solo menjadi “jantung cerita” film ini. Sejumlah lokasi ikonik seperti Pasar Antik Triwindu, Kampung Batik Laweyan, dan Pasar Klewer menjadi latar pengambilan gambar, sehingga kota ini tidak hanya menjadi latar tempat, tetapi juga bagian dari jiwa cerita.

"Rasanya bahagia sekali bisa kembali ke Solo. Kami tidak hanya menjadikannya sebagai lokasi syuting, tapi juga sebagai rumah bagi cerita film ini,” ujar Ronny seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Agung Santoso.

Film yang disutradarai Key Mangunsong ini akan tayang serentak mulai 23 Oktober 2025. Ceritanya melanjutkan kisah emosional dua sosok ibu, Yumna (Citra Kirana) dan Aqila (Titi Kamal), yang berjuang mempertahankan kasih sayang untuk anak bernama Baskara (Faqih Alaydrus). Disini, Citra Kirana mengaku perannya kali ini jauh lebih emosional dibanding film pertama.

“Setelah kehilangan suami, kedatangan Aqila membuat Yumna khawatir akan kehilangan Baskara juga,” ujarnya.

Di sisi lain, Titi Kamal menuturkan tantangan memerankan sosok ibu yang rela berkorban. Ini pengalaman luar biasa, memerankan ibu yang rela mengorbankan kebahagiaannya demi anaknya. Latar belakang kota ini, Titi mengatakan sangat menarik.

"Habis syuting, kita jalan jalan, ada keraton, ada pasar antik, " tuturnya.

Selain menonjolkan keindahan tempat, film ini juga menampilkan kuliner khas Solo seperti leker dan nasi liwet, memperkuat nuansa lokal. Lagu “Pura-Pura Bahagia” yang dinyanyikan Fadhilah Intan menjadi soundtrack utama.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire