Top
Begin typing your search above and press return to search.

LSF gelar nobar film "Pangku" di Depok, dorong budaya sensor mandiri

LSF RI gelar nobar film "Pangku" di Depok untuk dorong Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri. Sosialisasi pentingnya menonton sesuai klasifikasi usia dan dukung perfilman nasional.

LSF gelar nobar film Pangku di Depok, dorong budaya sensor mandiri
X

Elshinta/ AWM

Depok – Lembaga Sensor Film (LSF) RI menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) Film "Pangku" dalam rangka Literasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Bioskop XXI Margo City, Depok, Jawa Barat. Acara ini menjadi bagian dari upaya LSF untuk mendekatkan film nasional kepada masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran pentingnya menonton sesuai klasifikasi usia.

Ketua Lembaga Sensor Film Naswardi dalam sambutannya mengatakan, LSF berperan sebagai penengah dan jembatan antara layar dengan penonton untuk memastikan tontonan yang sehat dan berkualitas.

“Kita terus ikut serta memajukan perfilman nasional yang saat ini tumbuh positif dari sisi produksi. Tahun 2024 lalu ada 285 judul film nasional, tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Naswardi saat gelar acara Nobar film "Pangku" di Bioskop XXI Margo City, Depok, Jawa Barat (13/11)

Naswardi menambahkan, sepanjang tahun 2025 LSF menargetkan promosi nobar terhadap 30 judul film nasional baru yang akan digelar di 30 kota di seluruh Indonesia.

“Ini bagian dari upaya kami untuk terus ikut memajukan perfilman nasional, tidak hanya dari sisi penyensoran dan penelitian, tetapi juga agar film-film nasional semakin dekat dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia,” katanya.

Melalui kegiatan ini, LSF juga mendorong peningkatan literasi dan apresiasi masyarakat terhadap film nasional lewat Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri, yang di dalamnya mencakup sosialisasi klasifikasi usia penonton.

“Mari kita budayakan sensor mandiri. Jadilah sahabat sensor mandiri yang terus mengingatkan orang-orang terdekat kita untuk menonton sesuai usia,” jelas Naswardi.

Ia mengungkapkan hasil survei nasional LSF tahun 2024 yang menunjukkan baru 46 persen penonton film di Indonesia yang memperhatikan klasifikasi usia saat menonton.

“Kita ingin angka ini naik minimal menjadi 70–75 persen. Karena itu, sosialisasi akan terus dilakukan melalui kegiatan nobar, kampus, sekolah, dan komunitas,” tuturnya.

Sementara itu, sutradara film “Pangku”, Reza Rahadian, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasi atas dukungan LSF terhadap sineas Indonesia.

“Terima kasih banyak atas dukungannya. Acara seperti ini penting karena tidak ada filmmaker yang tidak senang filmnya bisa ditonton publik. LSF adalah mitra terdekat kami karena setiap film pasti melewati proses klasifikasi di LSF,” ujar Reza.

Melalui kegiatan literasi dan nonton bareng ini, LSF berharap budaya sensor mandiri semakin tumbuh di masyarakat, sekaligus memperkuat ekosistem perfilman nasional yang sehat dan berdaya saing.

(Awaluddin Marifatullah)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire