Penonton "Pengin Hijrah" berkesempatan liburan ke Uzbekistan
Produser film "Pengin Hijrah" Rendy Gunawan memberikan kesempatan bagi penonton untuk berlibur ke Uzbekistan bersama para pemeran dengan mengunggah foto tiket bioskop ke media sosial Instagram saat penayangan serentak pada 30 Oktober 2025.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Produser film "Pengin Hijrah" Rendy Gunawan memberikan kesempatan bagi penonton untuk berlibur ke Uzbekistan bersama para pemeran dengan mengunggah foto tiket bioskop ke media sosial Instagram saat penayangan serentak pada 30 Oktober 2025.
“Penonton cukup mengunggah foto tiket nonton ke akun Instagram dan menandai akun resmi @penginhijrah.film,” kata Rendy saat menghadiri meet and greet with cast film "Pengin Hijrah" di Royal Plaza Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Ia menjelaskan, program tersebut menjadi bagian dari kampanye promosi film dan mengajak masyarakat untuk menonton di bioskop serta berinteraksi melalui media sosial.
Ia menambahkan, setiap 100.000 penonton yang berpartisipasi akan diundi untuk memilih satu orang beruntung untuk berangkat ke Uzbekistan.
Selain membahas kampanye film, Rendy juga menceritakan pengalaman proses syuting "Pengin Hijrah" yang berlangsung selama sepuluh hari di Uzbekistan.
Menurut dia, proses produksi berjalan lancar berkat kerja sama dengan pihak lokal yang mampu berbahasa Indonesia.
“Secara komunikasi yang memang agak sulit saat syuting di Uzbekistan, karena memang masyarakat di sana tidak menggunakan Bahasa Inggris, tapi over all berjalan lancar, begitu juga di Jakarta, Belitung, dan Bogor,” ujarnya.
Sementara itu, aktor Indonesia Endy Arfian berbagi pengalaman menarik saat memerankan tokoh Omar dalam film tersebut. Endy mengungkapkan bahwa karakter Omar yang diperankannya merupakan keturunan Indonesia dan Uzbekistan.
“Omar ini diceritakan punya darah campuran Indonesia dan Uzbekistan. Karena itu, saya harus benar-benar mempelajari bahasa dan budaya Uzbekistan agar perannya terasa natural,” ujarnya.
Menurut dia, kemampuan bahasa menjadi hal penting dalam membangun karakter film yang melibatkan dua budaya berbeda.
“Kalau saya ceritanya orang Uzbekistan tapi ngomongnya belepotan, kan jadi gagal. Jadi saya harus benar-benar hafal dialognya dan mengerti artinya,” tutur pemeran film Pengabdi Setan itu.
Selain bahasa, Endy juga berusaha memahami nilai-nilai budaya dan keagamaan yang melekat di Uzbekistan.
Ia menuturkan bahwa selama berada di sana, dirinya banyak belajar tentang Islam, kebiasaan masyarakat, hingga cara mereka berinteraksi, yang menurutnya sangat membantu dalam memahami karakter Omar secara lebih mendalam.
Ia berharap film tersebut tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga bisa mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Uzbekistan.
“Semoga lewat film ini, penonton bisa melihat indahnya kolaborasi dua bangsa dan belajar bahwa hijrah itu bukan hanya soal tempat, tapi juga tentang hati,” ujar Endy.