A Tribute to Benny Fasak malam penuh haru mengenang musisi inspiratif
A Tribute To Benny Fasak, sebuah persembahan istimewa untuk mengenang karya dan semangat almarhum Benidiktus Fasak atau akrab disapa Benny Fasak.

Musik, kenangan, dan doa berpadu dalam suasana hangat saat keluarga, sahabat, dan rekan musisi berkumpul dalam acara A Tribute To Benny Fasak, sebuah persembahan istimewa untuk mengenang karya dan semangat almarhum Benidiktus Fasak atau akrab disapa Benny Fasak.
Acara yang digelar di Interaksi Space, Kota Depok ini digelar bertepatan dengan hari ulang tahun ke-34 sang musisi yang meninggal dunia pada 9 Agustus 2025 akibat kecelakaan di kawasan Ciledug, Jakarta Selatan. Meski kepergiannya meninggalkan duka mendalam, karya dan semangatnya di dunia musik terus hidup di hati para sahabatnya.
Tribute to Benny Fasak, merupakan kolaborasi antara Interaksi Space dengan beberapa teman dan sahabat Benny Fasak. Beberapa musisi dan band yang tampil malam itu di acara ‘A Tribute to Benny Fasak’ di antaranya adalah SummerSoul, BestLight, Blackline, GandsBand dan Benz&Friends.
Sejak sore hari tampak penonton telah memenuhi area venue dan ikut bernyanyi dan bergoyang mengikuti irama musik yang dibawakan oleh para penampil. Lagu-lagu hits dari musisi ternama seperti Bruno Mars sampai Glenn Fredly, mengalun menghanyutkan penonton malam itu.
Blackline yang menjadi salah satu penampil sukses membawakan lagu-lagu hits mulai dari “Dilemma” dari Nelly ft Kelly Rowland sampai “Tabola Bale” yang dipoplerkan Silet Open Up. Begitu pun dengan GandsBand yang membawakan lagu-lagu hits dari Bruno Mars sampai Dewa19. Sebagai catatan, di acara ‘A Tribute to Benny Fasak’ ini, bertepatan dengan rilisnya lagu “Cuma Ale” dari Benny Fasak.
Ditemui di sela-sela acara ‘A Tribute to Benny Fasak’, salah satu kakak kandung Benny Fasak, Ferdy Fasak menjelaskan tentang konsep acara malam itu, “Acara ini digelar spontan dan bertepatan dengan ulang tahun Almarhum. Jadi kita punya inisiatif untuk merayakan jadi beliau di sana senang.
Saudara-saudara, teman -teman beliau bantu support. hadir mengenang beliau, mengenang perjuangan beliau banyak karya, banyak semangat yang mungkin bisa jadi inspirasi. Kita berharap menjadi hal positif ya. Semoga semangatnya bisa diambil gitu, bisa dicontoh supaya jadi semangat Persiapan acara sebulan kurang. Kebetulan Interaksi (venue) support juga, karena kebetulan beliau di sini membangun crowd juga. Kebetulan ownernya temannya beliau juga, Jadi banyak merintis bareng-bareng di sini. Jadi Interaksi memberikan apresiasi juga.”
Lebih lanjut Ferdy mengungkapkan tentang single “Cuma Ale” yang dirilis bertepatan di hari itu. “Pas kebetulan hari ini beliau mengeluarkan single-nya juga. Judulnya ‘Cuma Ale’. Kebetulan singlenya untuk daerah Maluku ya. Ini single kedua. Sebelumnya pernah rilis juga tapi bersama bandnya Gans. Ini pertama solo.. Lagu ini ciptaan kakaknya sendiri, Bobbie Fasak ( Jakobus “bobbie” Fasak ). Rekamannya sebelum almarhum meninggal. Kebetulan beliau mau keluarin (rilis) tapi belum sempat. Makanya hari ini kita keluarin. Pas hari ulang tahun beliau, kita keluarin.”
Dalam keterangannya rilisnya, lagu “Cuma Ale” hadir sebagai bentuk penghormatan untuk mendiang Benny Fasak, sosok musisi asal Timur yang dikenal dengan karakter vokalnya yang lembut dan karya-karyanya yang tulus dari hati. Dengan nuansa ballad yang menyentuh, “Cuma Ale” membawa pendengar ke dalam suasana rindu yang mendalam. Liriknya, seperti “beta seng bisa nona, dengar ale menangis tunggu beta di sana” dan “cuma ale saja sio jantong hati tuange”, terasa begitu personal – menggambarkan cinta dan kerinduan yang abadi, seperti hubungan antara Benny dan para pendengarnya.
Lagu ini bukan sekedar persembahan musik, tapi juga simbol rasa terima kasih atas jejak yang telah Benny tinggalkan di dunia musik Timur. Melalui “Cuma Ale”, semangat dan kehangatan Benny Fasak dihidupkan kembali – mengingatkan bahwa suara dan pesannya akan selalu ada di hati mereka yang mencintainya. (Dd)