Pemerintah promosikan penerapan pola makan sehat untuk cegah penyakit

Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Asnawi Abdullah menyampaikan paparan dalam Lokakarya Ilmiah dan Regulasi Regional bertajuk "Scientific Solutions for Public Health: Enabling Policies to Unlock Reformulation with Non-Sugar Sweeteners Science" yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (29/10/2025). (ANTARA/HO FIA)
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Asnawi Abdullah menyampaikan paparan dalam Lokakarya Ilmiah dan Regulasi Regional bertajuk "Scientific Solutions for Public Health: Enabling Policies to Unlock Reformulation with Non-Sugar Sweeteners Science" yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (29/10/2025). (ANTARA/HO FIA)
Pemerintah menjalankan langkah-langkah untuk mempromosikan penerapan pola makan yang lebih sehat guna mencegah peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit jantung.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Food Industry Asia (FIA) yang diterima di Jakarta pada Jumat, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Asnawi Abdullah mengatakan bahwa upaya promosi pilihan pola makan sehat mencakup implementasi sistem pelabelan nutrisi "Nutri-Level" di bagian depan kemasan.
Sistem ini dirancang untuk memudahkan konsumen mengetahui kandungan gula, garam, dan lemak dalam produk pangan yang hendak dikonsumsi. Dengan demikian, konsumen bisa menyesuaikan asupan makanan dengan kebutuhan gizi harian mereka.
Kementerian Kesehatan juga mempromosikan pedoman makan Isi Piringku, yang mencakup informasi mengenai jenis dan porsi makanan yang disarankan untuk dikonsumsi setiap kali makan guna memenuhi kebutuhan gizi harian.
Menurut pedoman makan itu, setiap kali makan separuh piring sebaiknya diisi dengan sayuran dan buah serta sisanya diisi dengan makanan pokok dan lauk-pauk. Isi Piringku juga mencakup rekomendasi untuk minum delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, serta mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum dan setelah makan.
Promosi pola makan sehat menjadi bahasan dalam Lokakarya Ilmiah dan Regulasi Regional bertajuk "Scientific Solutions for Public Health: Enabling Policies to Unlock Reformulation with Non-Sugar Sweeteners Science" yang diselenggarakan oleh FIA.
Forum yang mempertemukan regulator, akademisi, dan pelaku industri pangan di kawasan Asia Tenggara ini membahas pemanfaatan pemanis non-gula dalam strategi reformulasi produk untuk mewujudkan kesehatan masyarakat.
Pemimpin Eksekutif Food Industry Asia Matt Kovac menyampaikan bahwa negara-negara di Asia Tenggara sedang menghadapi dampak tingkat konsumsi gula yang tinggi dan peningkatan penyakit tidak menular. Menurut dia, pengurangan gula dan penggunaan pemanis non-gula berperan penting dalam upaya menciptakan pangan yang lebih sehat.
Oleh karena itu, FIA mendukung upaya pemerintah dan para mitra di Asia Tenggara untuk mencapai kemajuan terukur dalam pengurangan penggunaan gula.





