Wamenekraf: Kolaborasi Indonesia-Inggris dapat dijalin lebih luas

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengemukakan bahwa Indonesia dan Inggris memiliki potensi menjalin kerja sama yang lebih luas tak hanya berhenti pada talenta musikal.
"Kami menantikan untuk kolaborasi yang lebih banyak lagi, karena relasi antara Indonesia dan Inggris tentang talenta musikal sebetulnya sudah terealisasi. Saya senang dapat mengatakan bahwa dua talenta musikal telah melakukan debut di London," kata Wamen Ekraf di Jakarta, Rabu.
Wamen Ekraf juga mengatakan bahwa pertemuan budaya Indonesia dan Inggris dalam pertunjukan tarian kontemporer oleh penari disabilitas bertajuk Factory Devotion yang dibawakan secara apik oleh penari Indonesia Arif Setyo Budi (Arif Onelegz) dan penari Inggris Lauren Russell berhasil menciptakan jalan agar kedua budaya ini bertemu, dan hasilnya nyata.
Irene juga mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menindaklanjuti pertemuan dengan Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga Inggris atau DCMS mampu menghadirkan kerja sama yang konkret.
"Kunjungan kami ke DCMS sangat menjanjikan, dan ada rencana konkret yang akan dimulai Januari nanti karena 'pasukan di lapangan' di kedua negara siap untuk berpadu," katanya lagi.
Program Connections Through Culture (CTC) yang diinisiasi oleh British Council bertujuan untuk membina hubungan dan kolaborasi antara seniman, praktisi kreatif, dan lembaga seni dari Inggris dan Indonesia. Melalui hibah ini, banyak seniman Indonesia telah mendapatkan kesempatan untuk berjejaring secara internasional dan berkolaborasi dalam proyek-proyek inovatif.
Beberapa di antaranya bahkan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan karya mereka di Inggris seperti seniman Melati Suryodarmo yang menyelenggarakan pameran bertajuk “Passionate Pilgrim” di Ikon Gallery di Birmingham pada tahun 2023, membuka jalan bagi talenta Indonesia untuk mendapatkan pengakuan di panggung global dan memperkaya dialog budaya antara kedua negara.
“Melalui program seperti Connections Through Culture, kami berkomitmen memperdalam hubungan antara sektor kreatif kedua negara, memperkuat jejaring, serta mempromosikan pertukaran budaya inklusif yang bermanfaat bagi seniman dan masyarakat," ujar Summer Xia, Direktur British Council untuk Indonesia dan Asia Tenggara.
Sementara itu, penampilan Arief dan Lauren merupakan bentuk ekosistem kolaborasi yang terus hidup bahkan setelah sebuah program hibah berakhir.
"Ini adalah tujuan kami, membangun hubungan antar-individu yang menumbuhkan kemakmuran, menginspirasi inovasi, dan memupuk saling pengertian," jelas Summer.




