Top
Begin typing your search above and press return to search.

Pelaku usaha & Suporter dukung larangan impor baju bekas ilegal

Pelaku usaha & komunitas suporter dukung penuh larangan impor pakaian bekas ilegal. Luncurkan gerakan "Indonesia Emas, Bukan Indonesia Bekas" untuk lindungi industri lokal.

Pelaku usaha & Suporter dukung larangan impor baju bekas ilegal
X

Elshinta/ Rizky Rian Saputra

Dukungan terhadap kebijakan pemerintah melarang impor pakaian dan tas bekas ilegal (balpres) terus disuarakan berbagai pihak. CEO Sinergi ADV Nusantara, Prama Tirta Leksana, menilai bahwa pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membutuhkan ketegasan negara untuk menjaga keberlangsungan industri kreatif lokal yang kini tertekan oleh maraknya barang bekas impor. Prama memperkenalkan gerakan “Indonesia Emas, Bukan Indonesia Bekas” dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2025).

“Siang ini kita kumpul sama teman-teman dari API, dari suporter sepak bola, Bang Irlan, dari Ketua IKM semua, untuk mengeluarkan simbol baru, slogan baru. Slogan baru itu: ‘Indonesia Emas, Bukan Indonesia Bekas.’” ujarnya.

Ia mengaku sempat pesimistis melihat narasi yang membela impor pakaian bekas ilegal dan menganggap persoalan tersebut hanya berulang tiap tahun. “Ada yang bilang, ‘Ah ini mah juga enggak apa-apa nanti juga lancar lagi.’ Saya ada videonya. Jadi, hukum seperti apa? Negara seperti apa?” katanya.

Prama menjelaskan bahwa dampak barang bekas ilegal tidak hanya dirasakan pelaku usaha, tetapi juga generasi muda. Ia menyebut industri yang ia jalankan mengalami penurunan drastis. “Ruginya itu generasi bangsa jadi tidak berkembang, tidak kreatif akhirnya karena sudah kebanyakan pakaian (bekas ilegal) yang murah-murah, mereka terlena tinggal beli saja 25 ribu, 50 ribu,” ungkapnya. Dari sebelumnya mengoperasikan 200 mesin konveksi, kini hanya 10 yang tersisa.

Ia menyampaikan apresiasi kepada Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dan Presiden Prabowo Subianto yang disebutnya serius menjaga industri lokal. “Saya percaya 1000% kepada Pak Prabowo, beliau menghargai sekali UKM-UKM itu. Dukungannya 1000%,” tegasnya. Ia juga berharap anak muda memahami dampak impor pakaian bekas, sembari mengingatkan pesan Presiden Soeharto pada 1995. “Kalau tidak ada rasa cinta tanah air, repot juga,” tuturnya.

Dukungan serupa datang dari komunitas suporter sepak bola. Anggota The Jak Mania Garis Keras, Abi Irlan, menyebut bahwa apparel resmi klub maupun merek lokal milik suporter turut terdampak. “Harga jual apparel resmi saja sampai mendekati 1 juta dan mereka lebih milih barang-barang bekas yang branded (yang lebih murah),” akunya. Ia mengatakan bahwa The Jak Mania akan mengampanyekan isu ini secara konsisten, termasuk memasang spanduk dukungan. “Bentuk dukungan kita ini ya kita akan terus kampanyekan,” ujarnya.

Ketua Himpunan Alas Kaki Nusantara (HIPAN), David Chalik, juga menekankan pentingnya penegakan aturan agar industri lokal mendapat perlindungan. “Pertama kita bisa mengembangkan industri. Kita bisa mengurangi jumlah pengangguran. Yang ketiga kita juga bisa bukan cuman jadi tuan rumah, saya selalu bilang Indonesia harus jadi Raja di negaranya sendiri. Produk Indonesia harus jadi Raja di negaranya sendiri ya. Kita jangan pernah mau menyerah gitu ya,” katanya.

Selain itu, sejumlah perwakilan asosiasi turut hadir dan menyampaikan dukungan, di antaranya Nandi Herdiaman (IPKB), Danang Girindrawardana (API), Redma Gita Wirawasta (APSyFI), serta Muhammad Arief Nasution (AIKMI).

Rizky Rian Saputra

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire