Gim Beraksi dengan teknologi AR cegah kekerasan seksual pada anak
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Telkom, Bandung, membuat inovasi papan gim (board game) Berani Atasi Kekerasan Seksual Sejak Dini di Kota Cimahi atau Beraksi dengan teknologi Augmented Reality (AR) untuk mencegah kekerasan seksual pada anak.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Telkom, Bandung, membuat inovasi papan gim (board game) Berani Atasi Kekerasan Seksual Sejak Dini di Kota Cimahi atau Beraksi dengan teknologi Augmented Reality (AR) untuk mencegah kekerasan seksual pada anak.
Inovasi tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan hibah program Pendanaan Sinergi Kreasi Masyarakat dan Akademisi untuk Sains Teknologi Nusantara (SEMESTA) pada skema In-Saintek yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Telkom Alila Pramiyanti dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, menyampaikan, board game dengan teknologi AR tersebut merupakan pengembangan dari permainan sebelumnya yang dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siswa SD.
"Sama seperti board game Beraksi yang konvensional, masih dimainkan oleh maksimal empat orang dan satu fasilitator. Tetapi yang berbeda, sekarang tiap kartu isinya kode batang atau barcode untuk dipindai supaya muncul AR-nya," kata Alila.
Alila menegaskan teknologi berbasis AR pada gim, selain bertujuan mengedukasi tentang jenis-jenis kekerasan seksual pada siswa, juga bisa menjadi wahana bagi mereka untuk mengeksplorasi penggunaan AR pada media sosial masing-masing agar pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Anggota Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Telkom Andi Rimba Manggala Putra juga menyampaikan kepada peserta tentang perbedaan AR dan Virtual Reality (VR).
Jika VR memerlukan alat yang memungkinkan pengguna teknologi bisa menyentuh sesuatu dalam ruang maya seperti berada dalam ruang yang nyata, maka AR lebih sederhana yang membuat peserta mampu mengetahui bahwa teknologi tersebut dapat ditemui pada aplikasi yang setiap hari dipakai, seperti filter di media sosial TikTok atau Instagram.
Pada Kamis-Jumat (6-7/11) Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Telkom juga telah melaksanakan lokakarya board game Beraksi kepada siswa/siswi SD yang pesertanya terdiri dari 52 siswa kelas 5 SDN Cipagalo 1, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, empat orang guru, dan enam orang tua murid.
Tak hanya itu peserta yang terlibat juga terdiri dari PKK dan para kader tingkat RW.
Salah satu siswa, Atariq, mengaku dirinya mendapatkan ilmu baru setelah bermain board game Beraksi. "Kalau ada yang mau menyentuh tubuh kita, harus menghindar sambil bilang tidak," katanya.
Sementara itu salah satu guru dari SDN Cipagalo 1 Eli menyampaikan bahwa permainan tersebut bisa diterapkan dengan mudah dalam pembelajaran karena berisi pertanyaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah.
Menurutnya, Beraksi menjadi salah satu inovasi belajar menyenangkan yang interaktif dan edukatif dalam memahami pencegahan kekerasan seksual. "Isinya sesuai dengan apa yang diajarkan di sekolah, khususnya untuk siswa kelas 5-6," tuturnya.




