Legislator DIY dorong pembentukan kelembagaan Badan Riset dan Inovasi Daerah
Komisi A DPRD DIY mendorong pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) di Daerah Istimewa Yogyakarta agar seluruh kebijakan pemerintah daerah benar-benar berbasis pada data, riset, dan bukti ilmiah.

Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.
Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.
Komisi A DPRD DIY mendorong pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) di Daerah Istimewa Yogyakarta agar seluruh kebijakan pemerintah daerah benar-benar berbasis pada data, riset, dan bukti ilmiah.
Hal ini sebagai tindak lanjut dari arahan Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarno Putri yang sebelumnya mengingatkan para peneliti agar terus mengembangkan riset dan inovasi untuk mendukung pembangunan nasional dan daerah. Kehadiran lembaga riset di tingkat daerah sangat penting untuk memperkuat budaya riset dan inovasi.
"Kami berkomitmen melahirkan Perda yang memperkuat kelembagaan riset di tingkat daerah, seperti halnya BRIN di pusat. Dengan begitu, Pemda DIY bisa menyusun kebijakan yang berbasis data dan penelitian yang kuat dan tepat sasaran,” ujar Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto dalam jumpa pers di DPRD DIY, Kamis (9/10/2025).
Menurut politikus PDIP Kota Yogyakarta ini, kelembagaan riset di daerah perlu memiliki kemampuan untuk mengelola big data mikro yang mencakup berbagai aspek kependudukan dan sosial ekonomi.
“Pemda harus bisa menyusun big data mikro dengan metodologi yang tepat. Misalnya, jumlah balita, lansia, ibu mengandung, atau usia produktif di DIY harus jelas. Dengan data akurat, kebijakan pembangunan akan lebih efektif,” jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Kamis (9/10).
Ia menegaskan bahwa riset menjadi kunci dalam menghadapi berbagai persoalan daerah, mulai dari sektor pertanian hingga mitigasi bencana. Riset penting dilakukan di bidang pertanian, karena lahan produktif terus berkurang. Kita harus memastikan produktivitas pangan tetap terjaga. Begitu juga dengan keanekaragaman hayati, kelautan di pantai selatan, dan kekayaan kuliner lokal—semuanya perlu diteliti agar memberi nilai tambah bagi masyarakat.
Selain itu, ia menilai Pemda perlu memberi perhatian pada pengembangan teknologi dan penelitian kebencanaan, seperti potensi megathrust, aktivitas Gunung Merapi, dan ancaman hidrometeorologi. Semua itu harus menjadi perhatian serius dan berbasis riset, bukan asumsi.
Ia menambahkan, keberadaan bank data dan pusat inovasi daerah juga sangat penting untuk menunjang kebijakan berbasis bukti. “Kita ingin ada sistem riset dan inovasi yang solid agar setiap keputusan pemerintah daerah bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Pembentukan BRIDA DIY merupakan langkah strategis menuju tata kelola pemerintahan yang lebih modern dan efisien. “Riset dan data yang akurat akan membantu pemerintah daerah melakukan intervensi pembangunan yang efektif. Kita ingin setiap kebijakan benar-benar berangkat dari riset, agar hasilnya bisa membahagiakan rakyat Yogyakarta,” pungkasnya. (Izan Raharjo).