Ketua MPR: Jadikan telpon genggam sumber kekuatan positif
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR) Ahmad Muzani menyatakan telpon genggam yang dimiliki setiap mahasiswa di Aceh khususnya, dan Indonesia umumnya harus menjadi sumber kekuatan positif dalam ikut serta membangun bangsa.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR) Ahmad Muzani menyatakan telpon genggam yang dimiliki setiap mahasiswa di Aceh khususnya, dan Indonesia umumnya harus menjadi sumber kekuatan positif dalam ikut serta membangun bangsa.
"Telpon pintar yang mahasiswa pegang saat ini semua tersedia dengan lengkap. Semua yang ingin kita pilih tersedia lengkap," kata Ahmad Muzani di Darussalam, Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan di sela-sela memberi kuliah umum di Universitas Syiah Kuala (USK) dengan tema Empat Pilar MPR RI: Landasan Karakter dan Kebangsaan Generasi Muda.
Ia menjelaskan telepon genggam yang dimiliki setiap generasi muda harus menjadi sumber kekuatan yang berguna untuk melahirkan inovasi dan kreativitas dalam berbagai sektor.
"Lewat telepon genggam yang semua orang miliki bisa melesat menjadi populer karena semua bisa mengakses dan bisa masuk penjara karena salah penggunaan," katanya.
Menurut dia dalam penggunaan media sosial yang tersedia dan mudah diakses berbagai kalangan maka diperlukan etika, penghormatan, tidak merendah dan saling menghargai.
Karena itu ia mengajak generasi muda Aceh untuk mengimplementasikan empat pilar dalam menciptakan keadaan aman dan damai dalam memanfaatkan media sosial khususnya.
"Teruslah mendalami pengetahuan, memperbanyak membaca dan tentu menguasai banyak bahasa agar bisa memanfaatkan peluang yang ada," katanya.
Ia mengatakan dari kampus menghadirkan suasana yang kondusif karena dengan terwujudnya suasana yang aman, persatuan terjaga dan menjaga kesatuan daerah akan maju, ekonomi akan tumbuh dan segala aktivitas masyarakat berjalan normal.
"Tidak ada satu daerah pun bisa maju, ekonomi tumbuh dan rakyat sejahtera jika daerahnya tidak aman, ada konflik dan perang," katanya.
Menurut dia dengan semangat menjaga persatuan dan kesatuan yang dimulai dari Sabang sampai Merauke, Indonesia akan kuat dan upaya menyejahterakan bangsa akan terwujud.
"Perdamaian yang telah terbina merupakan bagian dari kesepakatan bersama untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan makmur. Kedamaian menjadi kekuatan untuk kemajuan Aceh dan Indonesia umumnya," katanya.
Dalam kesempatan itu ia juga menjelaskan pengorbanan yang telah diberikan masyarakat Aceh untuk bangsa, karena itu ia mengajak generasi muda untuk terus melanjutkan kontribusi dalam membangun bangsa Indonesia.