Gunadarma luncurkan Robot Catur Cerdas Tartakower
UG meluncurkan Robot Catur Tartakower yang meniru gaya maestro dunia lengkap dengan modul Queen’s Gambit Declined.

Elshinta/ ADP
Elshinta/ ADP
Universitas Gunadarma kembali menghadirkan inovasi di bidang kecerdasan buatan dan sport technology melalui peluncuran Robot Catur Cerdas Tartakower, sebuah sistem robotik yang didesain dengan meniru gaya bermain maestro dunia Savielly Tartakower. Peluncuran ini memperkuat posisi Gunadarma sebagai salah satu kampus yang konsisten mengembangkan teknologi untuk pembelajaran dan riset olahraga catur di Indonesia.
Robot Tartakower dibangun dengan kemampuan analisis langkah tingkat lanjut, termasuk modul pembukaan Queen’s Gambit Declined, pembukaan klasik yang banyak digunakan pecatur elite seperti Garry Kasparov dan Anatoly Karpov. Robot ini juga dilengkapi fitur pendeteksi langkah ilegal serta integrasi penuh dengan Digital Game Technology (DGT) Chess Board sehingga setiap langkah dapat tercatat secara real-time.
Rektor Universitas Gunadarma, Prof. Dr. E.S. Margianti, menyatakan bahwa inovasi tersebut merupakan bagian dari komitmen kampus dalam menghadirkan teknologi pendukung pelatihan atlet dan pengembangan riset kecerdasan buatan.
“Melalui inovasi ini, kami berharap semakin banyak pecatur muda yang dapat memanfaatkan teknologi dalam proses latihan dan analisis permainan,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (5/11/2025).
Produk Ketiga dari Seri Robot Catur Gunadarma
Robot Tartakower merupakan produk ketiga dari seri robot catur cerdas Gunadarma, setelah Robot Bogoljubov dan Robot Capablanca. Dua pendahulunya telah diuji dalam berbagai pertandingan melawan pecatur nasional, termasuk Grand Master (GM) Susanto Megaranto yang bermain remis, serta GM Novendra Priasmoro yang mencatat satu kekalahan dan satu remis.
Rektor menjelaskan bahwa catatan tersebut menjadi bukti bahwa algoritma yang dikembangkan mampu bersaing di level kompetitif.
“Rekam jejak tersebut menunjukkan bahwa sistem yang kami bangun memiliki kekuatan analisis yang mumpuni,” ujar Prof. Margianti.
Tartakower: Maestro Hypermodern dan Ahli Pembukaan
Nama Tartakower dipilih untuk menghormati sosok Savielly Tartakower, salah satu tokoh penting aliran Hypermodern dalam catur dunia. Lahir di Rostov pada 1887, Tartakower mengembangkan karier catur sejak masa studinya di Jenewa dan Wina hingga meraih gelar Doktor Hukum pada 1909.
Sebagai pecatur, ia memenangkan berbagai turnamen bergengsi, termasuk Wina 1923, Hastings 1926–1927 dan 1927–1928, serta Liege 1930. Ia juga dua kali menjadi juara nasional Polandia dan meraih medali emas Olimpiade Catur Hamburg 1930 bersama Akiba Rubinstein.
Tartakower dikenal memiliki gaya bermain fleksibel dan kreatif. Ia mengalahkan nama-nama besar seperti Emanuel Lasker dan Alexander Alekhine, meski tetap menilai José Capablanca sebagai lawan yang paling sulit dikalahkan.
Selain sebagai pemain, Tartakower adalah seorang pemikir dan tokoh teori catur yang memperkenalkan sejumlah sistem yang masih digunakan hingga kini, termasuk Queen’s Gambit Declined dan pembukaan Catalan. Karya tulisnya seperti My Best Games of Chess 1905–1954 dan The Hypermodern Game of Chess menjadi rujukan penting dunia catur.
Diharapkan Mendukung Perkembangan Catur Nasional
Dengan menggunakan nama Tartakower, Gunadarma berharap robot catur cerdas ini dapat menjadi sarana pembelajaran yang kuat bagi pelatih, pecatur muda, maupun peneliti kecerdasan buatan.
“Teknologi harus hadir untuk menguatkan proses pendidikan dan pembinaan olahraga. Robot Catur Tartakower merupakan wujud nyata dari kontribusi itu,” tambah Prof. Margianti.
Peluncuran ini diharapkan dapat mendorong terciptanya ekosistem catur nasional yang lebih modern, berbasis data, dan selaras dengan perkembangan teknologi global.
Arie Dwi Prasetyo




