Indonesia - Dubai resmi kerja sama tokenisasi aset perkebunan sawit senilai ratusan miliar
Penandatanganan kerja sama srategis untuk tokenisasi aset perkebunan sawit Indonesia yakni PT Pratama Intercipta (Indonesia) dengan perusahaan dari Dubai.

penandatanganan kerja sama srategis untuk tokenisasi aset perkebunan sawit Indonesia yakni PT Pratama Intercipta (Indonesia) dengan perusahaan dari Dubai, Neurixor Primetech FZCO LLC, di KJRI Dubai, UAE, pada Jumat (28/11). (foto: ist)
penandatanganan kerja sama srategis untuk tokenisasi aset perkebunan sawit Indonesia yakni PT Pratama Intercipta (Indonesia) dengan perusahaan dari Dubai, Neurixor Primetech FZCO LLC, di KJRI Dubai, UAE, pada Jumat (28/11). (foto: ist)
Dubai - Transformasi digital dalam konteks kerja sama global dilakukan Indonesia dalam sektor perkebunan khususnya Crude Palm Oil (CPO).
Hal ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama srategis untuk tokenisasi aset perkebunan sawit Indonesia yakni PT Pratama Intercipta (Indonesia) dengan perusahaan dari Dubai, Neurixor Primetech FZCO LLC, di KJRI Dubai, UAE, pada Jumat (28/11).
Dalam kemitraan ini, Neurixor Primetech FZCO akan menjadi penasihat utama dalam proses tokenisasi aset korporasi PT Pratama Intercipta. Target penghimpunan dana dari inisiatif ini adalah Rp200.000.000.000. Skala Kerja sama ini disebut belum pernah terjadi sebelumnya.
Konjen RI untuk Dubai dan Emirat Utara, H.E. Denny Lesmana mengatakan selama ini belum banyak investee dalam negeri yang memiliki kesiapan menyerap dana investor dari Timur Tengah yang sangat besar jumlahnya.
“Dana investor di Timur Tengah sangat besar jumlahnya. Tantangan utama selama ini bukan kurangnya minat investor, melainkan kesiapan para investee dari Indonesia untuk hadir dengan standar global, struktur yang solid, dan eksekusi yang profesional," kata Denny saat menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut.
Lebih lanjut Denny Lesmana menuturkan kerja sama ini membuktikan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi dalam transformasi digital secara global. "Hari ini, PT Pratama Intercipta menunjukkan bahwa Indonesia siap melangkah ke level tersebut,” tutur Denny
Dalam kesempatan yang sama Komisaris Utama PT Pratama Intercipta Steviani Tjandra, menyampaikan optimisme atas kolaborasi ini. Menurut Steviani tokenisasi di sektor perkebunan sawit menunjukkan transformasi digital investasi yang lebih terbuka.
“Kerja sama ini merupakan langkah transformasional bagi PT Pratama Intercipta. Melalui tokenisasi, sektor perkebunan Indonesia memasuki era baru yang lebih transparan, inklusif, dan terbuka bagi investasi global," jelas Steviani.
Lebih lanjut Steviani mengungkapkan keyakinannya bahwa hal ini dapat mempercepat pertumbuhan dan membuka akses investasi yang lebih besar. "Kami yakin langkah ini akan mempercepat pertumbuhan dan membuka akses nilai yang lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan,” tegas Steviani.
Menurut Steviani proyek ini akan memulai tokenisasi pada lahan awal seluas 21.000 hektare, dan memiliki roadmap ekspansi yang memungkinkan peningkatan skala hingga 500.000 hektare dalam lima tahun ke depan—menjadikannya proyek tokenisasi perkebunan sawit terbesar di dunia saat ini.
Sementara itu CEO Neurixor Primetech FZCO LLC, Bayu Putro Utomo Onodera menekankan pendekatan teknologi blockchain dalam kerja sama investasi ini dapat berdampak pada modernisasi bagi industry tradisional dalam negeri.
“Kami merasa terhormat dipercaya untuk mendampingi PT Pratama Intercipta dalam proyek tokenisasi aset riil terbesar di dunia di sektor perkebunan. Ini menunjukkan bagaimana teknologi blockchain dapat menghadirkan modernisasi bagi industri tradisional sekaligus membuka akses investasi global yang aman dan terstruktur,” jelas Bayu.
Dalam kesempatan yang sama Konsul Ekonomi KJRI Dubai, Wicaksono mengatakan upaya yang dilakukan PT. Pratama Intercipta merupakan bentuk nyata bahwa inovasi mampu membuat daya saing Indonesia dapat meningkat dalam percaturan investasi global.
“Langkah PT Pratama Intercipta mengadopsi tokenisasi menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dapat meningkatkan daya saing Indonesia di mata investor global. Kami berharap inisiatif seperti ini terus bertambah,” jelas Wicaksono. (*)




