Top
Begin typing your search above and press return to search.

Kisah dua kota: Dialog seribu tahun antara Jakarta dan Nanjing

Jika Jakarta Bisa “Berbicara” dengan Nanjing, Apa yang Mereka Bicarakan?

Nanjing dan Jakarta, adalah dua metropolitan yang sama-sama bersejarah, sama-sama menghadapi tantangan kota modern. Dalam "World Mayors Dialogue", para wali kota dari berbagai negara akan berbagi cerita tentang kemacetan, lingkungan, warisan budaya dan lain sebagainya.

Kemacetan Jakarta vs Solusi Transportasi Nanjing.

Seperti Jakarta, Nanjing juga pernah dilanda kemacetan yang parah. Bagaimana mereka bertransformasi? Kuncinya: 1. Rute transportasi bawah tanah yang menghubungkan semua penjuru; 2. Kombinasi "perbaikan kemacetan skala kecil + gelombang hijau" yang terus berlangsung sejak tahun 2018 hingga kini: Melalui lebih dari seratus operasi mikro "tingkat sentimeter" seperti pemindahan putaran balik (u-turn) dan kanalisasi persimpangan, ditambah 167 gelombang hijau cerdas, kombinasi ini telah berhasil melancarkan 106 titik "penyumbatan" kronis di kawasan pusat kota. Efisiensi lalu lintas pada jam sibuk rata-rata meningkat 10%-30%, sehingga oleh warga disebut sebagai model penanganan kemacetan yang "berbiaya rendah, dan sangat efektif".

Jakarta Banjir, Nanjing Punya 'Kota Spons'!

Untuk mengatasi hujan deras, Nanjing mempunyai solusi yang cerdas: "Kota Spons"! Konsep ini membuat kota seperti spons ini menyerap, menyimpan, dan memurnikan air hujan. Apakah teknologi ramah lingkungan ini bisa menjadi inspirasi untuk Jakarta?

Tidak Hanya Museum! Kisah Sukses Nanjing dalam Menghidupkan Kembali Kota Tua.

Melestarikan tidak sama dengan membekukan. Nanjing berhasil mengubah kawasan bersejarah seperti "Lao Men Dong" menjadi pusat kreatif dengan toko-toko desainer, kafe estetik, dan galeri seni, yang menarik para pemuda untuk kembali berkunjung. Warisan budaya telah mendapatkan kehidupan baru dan nilai ekonominya melalui pemanfaatannya yang efektif.

Dialog Berakhir, Kerja Sama Dimulai.

Pertemuan ini bukan sebuah titik akhir, tapi sebuah titik awal. Bagaimana jika para arsitek muda Indonesia dapat mempelajari perencanaan dan desain perkotaan di Nanjing? Atau mahasiswa Indonesia berkesempatan magang di perusahaan teknologi hijau Nanjing? Masa depan kerja sama Indonesia-Tiongkok ada di kota pintar dan berkelanjutan. Marilah kita berupaya bersama untuk mewujudkannya!

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire