Axios: Trump minta Saudi normalisasi dengan Israel usai perang Gaza
Presiden AS Donald Trump bulan lalu menyampaikan kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) lewat telepon bahwa dirinya ingin melihat normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel setelah perang Gaza berakhir.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.Presiden AS Donald Trump bulan lalu menyampaikan kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) lewat telepon bahwa dirinya ingin melihat normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel setelah perang Gaza berakhir.
Hal itu dilaporkan pada Kamis oleh portal berita Axios yang mengutip dua pejabat AS.
Menurut laporan itu, pejabat AS telah memberi tahu Saudi bahwa mereka berharap ada kemajuan dalam proses normalisasi menjelang pertemuan Trump–MBS di Gedung Putih pekan depan, meski mereka mengakui masih terdapat kesenjangan besar antara posisi Saudi dan Israel.
Trump mengatakan kepada MBS, dengan berakhirnya perang di Gaza, salah satu hambatan utama menuju normalisasi telah hilang, dan ia berharap sang putra mahkota Saudi menjalin hubungan kembali dengan Israel. Menurut laporan itu, MBS setuju untuk bekerja sama dengan Trump.
Selain menginginkan pembentukan negara Palestina sebagai syarat kesepakatan normalisasi, Saudi juga meminta adanya pakta pertahanan dengan AS dan berharap menerima jaminan keamanan dari AS dalam pertemuan MBS dan Trump.
"Pesan kami kepada Saudi adalah: 'Kami sudah melakukan semua hal yang kalian minta. Sekarang, ada hal-hal yang diinginkan Presiden Trump, seperti normalisasi dengan Israel. Jadi, bagaimana kalian akan memenuhinya?'" kata seorang pejabat senior AS seperti dikutip dalam laporan itu.
Meskipun pembahasan terus berjalan, belum jelas apakah terobosan menuju normalisasi dapat dicapai selama kunjungan MBS pada 18 November, mengingat pemimpin Israel Benjamin Netanyahu masih menentang keras Solusi Dua Negara.
Pada 29 September, Trump mengumumkan rencana 20 poin untuk mengakhiri konflik Gaza. Rencana itu tidak melibatkan Hamas dan faksi Palestina lainnya karena pemerintahan Gaza akan diserahkan kepada "komite teknokratis dan apolitis Palestina" di bawah pengawasan dewan internasional pimpinan Trump.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober. Tiga hari kemudian, Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi tentang gencatan senjata Gaza.
Berdasarkan kesepakatan itu, Hamas harus membebaskan 20 warga Israel yang masih disandera sejak 7 Oktober 2023. Di pihak lain, Israel harus membebaskan 1.718 tahanan Palestina asal Gaza dan 250 tahanan lain yang menjalani hukuman panjang.
Pada 15 Oktober, Wall Street Journal melaporkan bahwa Hamas dan Israel mulai membahas fase kedua kesepakatan gencatan senjata usulan Trump, termasuk perlucutan senjata Hamas, tata kelola pascaperang di Jalur Gaza, dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional di wilayah kantong Palestina itu.




