Siswa Aceh wakili RI dalam High School Student Youth Summit on World Tsunami Awareness Day 2025
Siswa Indonesia kembali berpartisipasi dalam ajang internasional yang berlangsung di Jepang. SMA Negeri 10 Fajar Harapan Unggul Garuda Transformasi (UGT) Banda Aceh, mewakili Indonesia dalam High School Student Youth Summit on World Tsunami Awareness Day 2025.

Sumber foto: KBRI Tokyo/elshinta.com.
Sumber foto: KBRI Tokyo/elshinta.com.
Siswa Indonesia kembali berpartisipasi dalam ajang internasional yang berlangsung di Jepang. SMA Negeri 10 Fajar Harapan Unggul Garuda Transformasi (UGT) Banda Aceh, mewakili Indonesia dalam High School Student Youth Summit on World Tsunami Awareness Day 2025.
Ajang internasional yang digelar di Sendai, Prefektur Miyagi pada 23-29 November 2025 merupakan Konferensi Tingkat Tinggi Pelajar SMA se-dunia mengenai kesadaran dan penanggulangan bencana tsunami. Kegiatan dibuka oleh Parliamentary Vice-Minister for Foreign Affairs Jepang, Eri Arfiya.
"KBRI menyambut baik partisipasi siswa Indonesia pada kegiatan ini mengingat pentingnya upaya peningkatan pemahaman terkait Disaster Reduction sejak usia dini. Diharapkan nantinya akan terbentuk perilaku sadar bencana yang semakin kuat di generasi remaja. Kehadiran wakil Indonesia akan membuka peluang peningkatan kerja sama secara multilateral untuk memastikan jejaring penanganan bencana dapat berlangsung dalam skala yang luas di masa datang. Kami berharap, siswa-siswa yang mewakili Indonesia dapat menyebarkan informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan kepada teman-temannya di Indonesia,” ujar Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Tokyo Muhammad Al Aula yang hadir mendampingi siswa Indonesia pada momen pembukaan KTT.
Tiga siswa yang mewakili Indonesia dalam forum dunia tersebut adalah Putri Qania (15 tahun, kelas 11), Syaqila Farah Hanani (16 tahun, kelas 11), dan Fadhel Ramadhanna (16 tahun, kelas 11) seluruhnya adalah siswa berprestasi dari kelas XI. Mereka berangkat didampingi langsung oleh Kepala SMAN 10 Fajar Harapan UGT, Anwar Amin.
“Sangat bangga, karena mereka melakukan presentasi di tingkat internasional. Bersyukur mendapatkan kesempatan ikut serta dalam kegiatan berlevel dunia. Terima kasih kepada KBRI Tokyo dan Kedutaan Jepang di Indonesi atas pendampingan saat kegiatan berlangsung,” kata Kepala SMAN 10 Fajar Harapan UGT, Anwar Amin.
Putri Qania mengaku senang berkesempatan mengikuti ajang internasional ini mewakili pelajar di Indonesia. “Kami sangat senang di berikan kesempatan untuk bisa hadir di ajang High School Student Youth Summit on World Tsunami Awareness Day 2025 ini. Banyak sekali Pelajaran yang kami dapat dan ingin terapkan di Indonesia, khususnya di Aceh. Orang-orang di Jepang menyambut kami dengan ramah dan perjalanan selama di Jepang sangat menyenangkan, Kami berharap semoga kesempatan seperti ini bisa kami dapatkan lagi,” tutur Putri Qania.
Putri menambahkan, para peserta yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan materi seputar kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. “Kami dibawa ke sebuah gymnasium dan diajarkan apa yang harus dilakukan jika ada bencana datang, melalui sebuah game sehingga kami mudah paham. Lalu kami dibawa ke sebuah taman untuk merasakan gimana jika terjadi bencana alam. Kami juga dibawa ke Arahama Elementary School, yang pernah terkena tsunami pada 2011 untuk melihat betapa dahsyatnya sisa-sisa Tsunami di Jepang pada 2011. Yang menarik, kami diajak menanam pohon untuk pertahanan awal jika ada tsunami yang datang. Setelah itu kami juga ada workshop dan dibagi menjadi beberapa tim untuk presentasi. Kami juga diperlihatkan ke gudang persediaan di Sendai yang berisi air, makanan emergency, dan sebagainya,” terang Putri.
Peserta dari Indonesia SMA Negeri 10 Fajar Harapan Unggul Garuda Transformasi (UGT) Banda Aceh berkesempatan mempresentasikan tentang penanganan bencana Tsunami yang pernah terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004.
Selain peserta pelajar dari Indonesia dan Jepang, High School Student Youth Summit on World Tsunami Awareness Day 2025 ini diikuti oleh Cambodia, Singapore, Thailand, Philippines, Brunei, Vietnam, Malaysia, dan Laos.




