Top
Begin typing your search above and press return to search.

Banjir Bandang, alarm kuat dari alam untuk manusia

Hujan yang turun sejak malam di wilayah hulu Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, perlahan berubah menjadi ancaman. Rintiknya yang semula menenangkan, menjelma isyarat bahaya, ketika durasinya panjang. Alur sungai yang mengiris kawasan perbukitan tak lagi sanggup menahan debit air yang terus bertambah.

Banjir Bandang, alarm kuat dari alam untuk manusia
X

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Hujan yang turun sejak malam di wilayah hulu Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, perlahan berubah menjadi ancaman. Rintiknya yang semula menenangkan, menjelma isyarat bahaya, ketika durasinya panjang. Alur sungai yang mengiris kawasan perbukitan tak lagi sanggup menahan debit air yang terus bertambah.

Menjelang pagi, air turun dari hulu membawa lumpur, potongan kayu, dan material alam lainnya. Dalam hitungan jam, aliran deras itu menerjang permukiman warga, menghadirkan peristiwa banjir bandang yang mengubah wajah desa-desa di Balangan secara drastis.

Sabtu (27/12/2025) pagi itu, Kecamatan Tebing Tinggi dan Halong terbangun dalam suasana darurat. Arus air datang tanpa aba-aba menyusup ke rumah-rumah warga, merobohkan pagar, mengikis pekarangan, dan mengubah jalan desa menjadi aliran cokelat yang mengalir deras.

Berdasarkan data yang dilaporkan Polres Balangan, sedikitnya 1.466 rumah di delapan desa pada dua kecamatan terdampak banjir bandang. Angka itu merepresentasikan ratusan keluarga yang mendadak harus berhadapan dengan lumpur, air, dan ketidakpastian.

Pascahujan, lumpur masih menutup hampir seluruh sudut kampung. Perabot rumah tangga berserakan, sebagian tersangkut di pagar, sebagian lain terbenam di tanah basah. Dinding rumah lembap, lantai licin, dan sisa genangan masih terlihat di sudut-sudut ruangan.

Di halaman sebuah rumah, seorang ibu tampak memeras pakaian anaknya. Air keruh menetes perlahan ke tanah, menyisakan bau lumpur yang menyengat. Anak-anak berjalan tanpa alas kaki, menyusuri lumpur hingga betis, membawa ember kecil berisi barang-barang yang berhasil diselamatkan dari terjangan air.

Udara dipenuhi aroma tanah basah bercampur lumpur. Di beberapa titik, suara mesin alkon memecah keheningan, mengeluarkan air dari rumah-rumah warga yang masih tergenang. Relawan terlihat mengangkut logistik, sementara sebagian warga membersihkan rumah yang semalam berubah menjadi aliran sungai dadakan.

Aparat gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan bergerak mengevakuasi sejak pagi. Perahu karet menyusuri gang-gang sempit, mengevakuasi warga lanjut usia, anak-anak, serta kelompok rentan ke tempat yang lebih aman.

Kepala Kepolisian Resor Balangan AKBP Yulianor Abdi mengatakan keselamatan warga menjadi prioritas utama. “Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada laporan korban jiwa,” ujarnya.

Meski demikian, banjir bandang menyebabkan kerusakan cukup signifikan pada permukiman dan infrastruktur desa. Sejumlah akses jalan tertutup lumpur dan material lainnya, menyulitkan mobilitas warga, sekaligus distribusi bantuan.

Solidaritas menguat

Selain banjir bandang di wilayah hulu, banjir luapan sungai juga terjadi di sejumlah kecamatan lain di Kabupaten Balangan. BPBD Balangan mencatat banjir berdampak pada tujuh kecamatan dengan total 27 desa terdampak, merendam 3.511 rumah dan berdampak pada 10.949 jiwa.

Di tengah kondisi darurat tersebut, kebutuhan mendesak warga meliputi logistik makanan, air bersih, pakaian, serta alat penyedot air. Banyak rumah belum dapat ditempati karena genangan belum sepenuhnya surut. Aktivitas warga pun lebih banyak difokuskan pada upaya membersihkan rumah dan lingkungan sekitar.

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Balangan Rahmi menyebutkan pihaknya terus melakukan pendataan dan penyaluran bantuan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak, sekaligus membuka akses ke desa-desa yang masih terisolasi.

Sejumlah pihak turut ambil bagian dalam penanganan bencana. Pemerintah daerah, organisasi sosial, hingga lembaga perbankan daerah membuka posko bantuan. Relawan bekerja tanpa lelah memastikan logistik menjangkau wilayah yang sulit diakses kendaraan.

Mushala dan balai desa menjadi tempat berkumpul warga. Di sana, mereka berbagi makanan, saling menguatkan, dan bertukar cerita tentang malam panjang yang mereka lalui, tentang suara gemuruh air yang datang tanpa aba-aba, dan tentang keputusan cepat menyelamatkan diri, sebelum air meninggi.

Wajah-wajah lelah terlihat jelas, namun harapan tak sepenuhnya padam. Gotong royong menjadi energi untuk bangkit, membersihkan lumpur, dan menata kembali kehidupan sehari-hari.

Isyarat berulang

Secara geografis, Kalimantan Selatan memiliki karakter wilayah perbukitan di bagian hulu dan dataran rendah di hilir yang dilalui banyak sungai besar. Kondisi alam ini menjadikan provinsi tersebut rentan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama saat curah hujan tinggi turun dalam waktu lama.

Banjir bandang di Balangan menjadi potret nyata bagaimana air hujan dari kawasan hulu mengalir cepat ke wilayah rendah. Alur sungai yang relatif sempit dan pendek tidak mampu menahan debit air secara optimal, terlebih ketika limpasan datang bersamaan dari kawasan perbukitan.

Peristiwa ini mengingatkan kembali pada banjir besar Kalimantan Selatan pada awal 2021, ketika hampir seluruh kabupaten/kota terdampak luapan sungai. Saat itu, puluhan ribu rumah terendam, infrastruktur rusak, dan aktivitas ekonomi lumpuh dalam waktu lama. Bencana tersebut menjadi penanda kuat menurunnya daya dukung lingkungan di Kalimantan Selatan.

Empat tahun berselang, pola bencana memang berubah dari banjir luas menjadi banjir bandang yang datang tiba-tiba. Namun, akar persoalannya saling terkait. Perubahan tutupan lahan di kawasan hulu, tekanan terhadap daerah aliran sungai, serta berkurangnya kawasan resapan air membuat hujan berintensitas tinggi lebih cepat bermuara menjadi bencana di wilayah hilir.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalimantan Selatan Gusti Yanuar Riafi mengimbau masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi, khususnya di daerah rawan.

Seiring waktu, debit air di sejumlah wilayah terdampak di Kabupaten Balangan mulai berangsur surut. Warga perlahan kembali ke rumah untuk membersihkan sisa lumpur dan memperbaiki kerusakan yang ada. Aktivitas pemulihan mulai berjalan, seiring berkurangnya genangan dan terbukanya kembali akses antarwilayah.

Surutnya air tidak menghapus pesan yang dibawa. Banjir dan banjir bandang ini menjadi alarm kuat dari alam, mengingatkan manusia bahwa ancaman bencana masih nyata, dan hanya bisa dihadapi dengan kewaspadaan berkelanjutan, pengelolaan lingkungan yang lebih bijak, serta kesiapsiagaan bersama agar peristiwa serupa tidak terus berulang.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire