Banjir Tanjung Pura surut, dapur umum MAN 1 Langkat tutup
Ratusan warga terdampak banjir di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sudah meninggalkan pengungsian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Langkat, seiring dengan genangan air banjir di pemukiman sudah surut dan kering. Sementara itu dapur umum yang dikelola Tagana Kabupaten Langkat juga tutup.

Sumber foto: M Salim/elshinta.com.
Sumber foto: M Salim/elshinta.com.
Ratusan warga terdampak banjir di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sudah meninggalkan pengungsian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Langkat, seiring dengan genangan air banjir di pemukiman sudah surut dan kering. Sementara itu dapur umum yang dikelola Tagana Kabupaten Langkat juga tutup.
"Dapur umum kami tutup hari ini setelah 10 hari dibuka melayani kebutuhan makan warga terdampak banjir yang mengungsi di MAN 1 Langkat, terima kasih kepada semua rekan-rekan Tagana dan juga relawan yang sudah banyak membantu di dapur," kata Koordinator Tagana Kabupaten Langkat Muhammad Ahyar, saat membuka tenda Kemensos di halaman MAN 1 Langkat jalan Pembangunan No. 5 Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura, Minggu (21/12).
Sementara itu salah seorang warga terdampak banjir Agustini Lubis (45) warga Desa Lalang, Kecamatan Tanjung Pura, terpaksa mengungsi di Mesjid terdekat, karena ketinggian air di dalam rumahnya mencapai lutut orang dewasa. Agustini bercerita pada tanggal 26 November itu hujan dengan intensitas tinggi turun terus menerus sehingga rumahnya yang berada di Desa Lalang, Kecamatan Tanjung Pura tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa.
Hujan tidak berhenti dan air di dalam rumah semakin tinggi hingga mencapai satu meter, pada tanggal 27 November dengan terpaksa ia beserta keluarganya mengungsi ke mesjid yang tidak jauh dari rumahnya. "Hujan tidak kunjung berhenti, ketinggian air juga bertambah ya terpaksalah saya dan keluarga mengungsi ke mesjid terdekat," ujarnya.
Sedangkan untuk kebutuhan makan dan minum, Agustini mengaku mendapat dari dapur umum bersama yang dibuat oleh sesama warga korban banjir di desa tersebut sedangkan beras di dapatkan dari Bumdes setempat.
"Untuk kebutuhan makan kami sesama korban banjir membawa apa yang ada di rumah masing-masing kami kumpulkan di tempat pengungsian dan untuk berasnya dibantu dari pihak desa," ujar Agustini seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Senin (22/12).
Banjir sudah surut di wilayah Tanjung Pura namun masih banyak terlihat sampah dan lumpur yang sudah pengering di sekitar pemukiman warga korban banjir. Warga juga sudah banyak yang meninggalkan pengungsian baik yang mengungsi di rumah sanak saudara, di MTs Negeri 1 Langkat dan di MAN 1 Langkat yang sempat dikunjungi Presiden Prabowo Subianto pada tanggal 13 Desember yang lalu.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Langkat merupakan banjir terbesar dan terparah selama dua dekade. Tercatat ada 16 kecamatan di Kabupaten Langkat yang terdampak banjir, mengakibatkan sebanyak 142 desa dan 37 kelurahan terdampak. Dengan ketinggian air mencapai 1 hingga 3,5 meter. Banjir tersebut memakan korban jiwa sebanyak 13 jiwa, 122.480 kepala keluarga dengan jumlah jiwa lebih kurang 437.480 jiwa terdampak banjir.
Banjir tersebut juga merusak sebanyak 10.444 unit rumah, 55 unit rumah ibadah, 81 unit gedung sekolah, jalan sepanjang 55.050 meter dan jembatan 26 unit. Selanjutnya banjir juga merusak beberapa tanggul yang akhirnya jebol di beberapa titik. Lahan pertanian seluas 4.677 hektare dan sebanyak 17.299 ekor hewan ternak terdampak.




