Hujan tak halangi Tim SAR gabungan cari korban longsor Banjarnegara
Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tak henti-hentinya mengguyur kawasan longsor di Dukuh Situkung, Desa Pandanarum, Banjarnegara.

Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.
Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.
Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tak henti-hentinya mengguyur kawasan longsor di Dukuh Situkung, Desa Pandanarum, Banjarnegara. Meski kondisi medan semakin licin dan rawan, tim SAR gabungan tetap menunjukkan keteguhan dan semangat juang tinggi dalam pencarian korban pada hari keenam (H.6), Senin (21/11/2025).
Sejak pagi hingga petang, para personel terus bekerja tanpa kenal lelah. Lumpur setinggi lutut, bongkahan tanah besar, hingga medan yang menanjak, tak menjadi penghalang mereka untuk terus menggali dan menyingkirkan material longsoran yang menimbun puluhan warga.
Upaya tersebut akhirnya kembali membuahkan hasil. Hingga pukul 18.00 WIB, dua jenazah ditemukan di sektor C.1. Penemuan pertama adalah jasad seorang wanita dewasa yang tervisual pukul 16.30 WIB, disusul jenazah seorang anak laki-laki pada pukul 17.00 WIB.
“Identitas korban yang ditemukan yakni Susanti, 26 tahun, serta Jonathan Prayoga berusia 7 tahun. Dengan penemuan ini, total korban yang berhasil dievakuasi menjadi 12 orang, sementara 16 lainnya masih dalam proses pencarian. Untuk dua korban yang ditemukan kemarin, masing-masing atas nama Ibu Lipah (45) dan Bapak Warjono Lamar (65),” kata Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono.
Tantangan terbesar hari ini adalah cuaca. Hujan yang terus turun membuat tanah semakin labil, meningkatkan potensi terjadinya longsor susulan. Hal itu memaksa petugas untuk berkali-kali menghentikan operasi dan mundur ke lokasi aman setiap kali intensitas hujan meningkat.
“Kami sudah mengerahkan 17 alat berat. Namun, saat hujan deras, alat berat tidak bisa dioperasikan karena risikonya terlalu besar. Keselamatan personel menjadi prioritas,” jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Sabtu (22/11).
Di lapangan, terlihat jelas bagaimana perjuangan tim SAR: pakaian yang basah kuyup, tubuh berlumur lumpur, hingga harus bekerja dalam kondisi minim pencahayaan pada sore hari. Mereka harus menggali dengan hati-hati karena dikhawatirkan masih ada korban tertimbun di bawah material longsoran yang padat.
“Besok adalah hari ketujuh pencarian. Fokus kami masih sama seperti sebelumnya, yaitu di sektor A dan C yang menjadi titik terduga korban. Kami berharap cuaca cerah agar bisa lebih maksimal dan memperluas area pencarian,” pungkas Budiono.
Di tengah kesedihan keluarga korban yang masih menanti kabar anggota keluarganya, perjuangan tim SAR menjadi harapan terakhir. Mereka bukan hanya bertarung dengan waktu, tetapi juga dengan kondisi alam yang tidak bersahabat. Namun tekad yang diusung tetap sama: tak akan berhenti sebelum seluruh korban berhasil ditemukan.




