Kemenhut cermati kawasan konservasi daerah terdampak bencana Sumatera
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) terus mencermati kondisi kawasan konservasi yang berada di sekitar wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) terus mencermati kondisi kawasan konservasi yang berada di sekitar wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.
"Untuk kawasan konservasi sedang sama-sama dicermati, seberapa besar pengaruh kondisi kawasan konservasi di sekitar daerah terdampak bencana tersebut terhadap kejadian banjir dan longsor," kata Direktur Konservasi Kawasan Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Sapto Aji Prabowo kepada ANTARA di Jakarta pada Senin.
Dia menjelaskan Kemenhut juga sudah menjalankan rapat dengan pihak terkait dan satgas terkait kondisi wilayah konservasi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
"Secara umum sebenarnya kondisi kawasan konservasi di sekitar daerah bencana masih cukup baik ya dibandingkan fungsi hutan lainnya," kata Sapto Aji Prabowo.
Sebelumnya, Kemenhut memperkuat langkah pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara menyeluruh sebagai respons atas meningkatnya kejadian banjir di berbagai wilayah.
Upaya yang ditempuh meliputi identifikasi titik rawan di hulu DAS, percepatan rehabilitasi hutan dan lahan pada kawasan kritis, serta pelaksanaan revegetasi di sempadan sungai dan lereng curam untuk meningkatkan stabilitas lahan.
Selain itu pengawasan terhadap perubahan tata guna lahan diperketat guna memastikan pemanfaatan ruang tetap sesuai fungsi ekologisnya.
Kemenhut juga mendorong koordinasi lintas sektor dengan kementerian terkait dan pemerintah daerah (pemda) dalam upaya normalisasi sungai, peningkatan kapasitas pemantauan hidrometeorologi, serta penguatan sistem peringatan dini.
Seluruh langkah tersebut, lanjutnya, diarahkan untuk memulihkan daya dukung lingkungan, menurunkan tingkat kerentanan banjir, dan memastikan pengelolaan sumber daya air dan lahan berlangsung secara terpadu dari hulu hingga hilir.




